Sekolah di Los Angeles mengalami tragedi saat seorang murid meninggal akibat komplikasi campak yang jarang terjadi, beberapa tahun setelah terpapar virus tersebut. Informasi ini disampaikan Departemen Kesehatan Los Angeles pada hari Kamis, sebagai upaya untuk mengingatkan masyarakat akan pentingnya vaksinasi.
Anak tersebut terinfeksi campak ketika masih bayi, sebelum usia yang ideal untuk menerima vaksin campak-gondongan-rubella (MMR) pertama. Vaksinasi pertama seharusnya diberikan pada umur 12-15 bulan, diikuti dengan dosis kedua pada umur 4-6 tahun.
Meski sudah sembuh dari campak, anak tersebut mengalami kondisi neurologis langka yang dikenal sebagai panensefalitis sklerosis subakut (SSPE). Penyakit ini dapat muncul pada individu yang pernah terinfeksi campak, umumnya 2-10 tahun setelah infeksi awal.
Dr. Muntu Davis, petugas kesehatan Los Angeles, menyatakan, “Kasus ini menjadi peringatan yang menyedihkan tentang bahaya campak, terutama bagi kalangan yang paling rentan.” Dia menambahkan, “Vaksinasi bukan hanya untuk melindungi diri kita sendiri, tetapi juga keluarga, tetangga, dan terutama anak-anak yang belum bisa divaksinasi.”
Sekitar 1 dari 10.000 orang yang terinfeksi campak berisiko mengalami SSPE. Namun, risiko ini meningkat menjadi 1 dari 600 jika infeksi terjadi pada usia bayi.
Gangguan otak ini menyerang sistem saraf pusat, yang dapat menyebabkan kejang, hilangnya kemampuan berjalan, hingga koma atau kondisi vegetatif. Saat ini, belum ada pengobatan yang efektif dan sebagian besar pasien meninggal dalam waktu 1-3 tahun setelah diagnosis.
Tahun ini menjadi tahun terburuk untuk wabah campak sejak penyakit ini dideklarasikan sudah dikalahkan di Amerika Serikat pada tahun 2000. Menurut data CDC, total kasus campak hingga sekarang telah mencapai 1.454, melampaui rekam sebelumnya pada tahun 2019 yang dipicu wabah di komunitas Yahudi Ortodoks New York dengan tingkat vaksinasi yang rendah.
Data terbaru menunjukkan penyebaran campak terus meningkat di berbagai negara, termasuk negara-negara dengan akses vaksin yang terbatas. Studi menunjukkan bahwa tingkat kekebalan massa perlu dipertahankan di atas 95% untuk mencegah wabah. hal ini menunjukkan betapa pentingnya vaksinasi yang konsisten dan universal.
Studi kasus menunjukkan bahwa anak-anak yang terinfeksi campak sebelum usia vaksinasi memiliki risiko lebih tinggi untuk komplikasi jangka panjang. Hal ini menguatkan pentingnya vaksinasi ibu hamil untuk melindungi bayi sebelum mereka dapat menerima vaksinasi sendiri.
Dengan adanya informasi dan teknologi modern, masyarakat seharusnya lebih cermat dalam mencegah penyakit ini. Kesadaran akan risiko campak dan pentingnya vaksinasi dapat memutus rantai transmisi virus dan melindungi generasi muda dari komplikasi berbahaya.
Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.