Kematian dan Luputan 200.000 Warga Palestina Terungkap Selama Konflik di Gaza

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Dalam pernyataan terbaru, mantan panglima angkatan bersenjata Israel, Herzi Halevi, mengungkapkan bahwa lebih dari 200.000 warga Palestina di Jalur Gaza mengalami kematian atau cedera akibat serangan militer Israel. Dia menjelaskan bahwa seluruh operasi militer di wilayah tersebut tidak tertahan oleh apapun, termasuk nasihat hukum. Informasi ini dirilis melalui rekaman yang diterbitkan oleh media lokal Israel, Ynet, seperti dikutip oleh Al Arabiya pada Senin, 15 September 2025.

Data ini menjadi pernyataan resmi pertama dari pihak Israel yang mendekati jumlah korban yang disampaikan oleh Kementerian Kesehatan Gaza. Dengan populasi sekitar 2,2 juta jiwa, angka ini menunjukkan bahwa sekitar 10 persen penduduk Gaza telah menjadi korban konflik. Menurut laporan terkini dari Kementerian Kesehatan Gaza, sejak 7 Oktober 2023, serangan Israel telah menewaskan 64.718 orang dan melukai 163.859 lainnya. Meskipun Israel menuduh Hamas sebagai pembuat propaganda, data ini dianggap kredibel oleh berbagai organisasi kemanusiaan internasional, termasuk PBB.

Halevi mengungkapkan pandangannya saat berpidato di Desa Ein HaBesor, yang dikenal sebagai koperasi pertanian. Dia mengaku tidak pernah merasa terbatas oleh nasihat hukum selama memimpin operasi militer selama 17 bulan pertama perang, sebelum mengundurkan diri pada Maret lalu. Menurutnya, bahkan pejabat hukum militer tidak berhak mengganggu keputusan keberadaan yang diambilnya.

Media Israel, Haaretz, melaporkan bahwa penerus Halevi, Eyal Zamir, juga telah mengabaikan nasihat hukum dari Jaksa Agung Militer, Yifat Tomer-Yerushalmi. Serangan terbaru Israel terhadap Kota Gaza, kota terbesar di wilayah tersebut, telah menewaskan 32 orang, termasuk 12 anak-anak, menurut sumber medis lokal.

Data Riset Terbaru:
Penelitian baru menunjukkan dampak psikososial jangka panjang terhadap anak-anak Gaza yang selamat dari konflik ini, dengan 70 persen di antaranya mengalami trauma berkepanjangan. Studi ini juga memperlihatkan bahwa infrastruktur kesehatan di wilayah tersebut telah rusak parah, mempersulit penanganan korban.

Analisis Unik dan Simplifikasi:
Perang di Gaza bukan hanya konflik militer, tetapi juga krisis kemanusiaan yang mendalam. Jika kondisi terus berlanjut seperti ini, dampaknya akan merenggut generasi masa depan Palestina. Pembangunan kembali dan perawatan traumatik harus menjadi prioritas setelah gencatan senjata.

Kesimpulan:
Setiap korban di Gaza adalah kehilangan yang tak tergantikan. Masyarakat internasional perlu mendorong gencatan senjata dan mendukung upaya pembangunan kembali. Tanpa tindakan konkret, luka-luka ini akan terus menggerogoti stabilitas wilayah dan membahayakan masa depan anak-anak Palestina. Saatnya berdiri bersama untuk perdamaian yang adil dan berkelanjutan.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan