Gangguan kabel laut Sorong-Merauke telah pulih menurut Telkom.

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Telkom telah berhasil memperbaiki kerusakan kabel bawah laut di jalur Sorong-Merauke pada Jumat (12/9). Fokus saat ini beralih ke pemulihan SKKL SMPCS 1 di segmen Ambon-Fakfak. Menurut Amin Soebagyo, EVP Telkom Regional V, kapal khusus perbaikan sudah disiapkan untuk menangani area sekitar 3,2 km dari BMH Ambon.

Persiapan teknis dan administratif telah dilakukan secara intensif setelah penyelesaian perbaikan di Sorong-Merauke. “Tim kami bergerak cepat untuk memenuhi semua kebutuhan perizinan dan memulai proses perbaikan di Ambon-Fakfak menggunakan kapal khusus,” jelas Amin dalam rilis resmi Senin (15/9/2025).

Ada dua fase gangguan layanan yang akan dialami pelanggan di Ambon, Pulau Seram, dan Bandaneira. Fase pertama terjadi pada 17-18 September selama sekitar 12 jam, diikuti fase kedua pada 20-22 September selama kurang lebih 40 jam. Normalisasi jaringan diperkirakan tercapai pada 22 September, dengan kemungkinan perubahan jadwal yang akan diumumkan lebih lanjut.

Sebagai solusi sementara, Telkom mengaktifkan cadangan jaringan satelit dan radio terestrial meski dengan kapasitas terbatas. Masyarakat juga bisa memanfaatkan layanan internet gratis di Posko Internet Merah Putih yang tersebar di Masohi, Bandaneira, Bula, Wahai, dan Piru.

Pelanggan yang terdampak akan mendapat kompensasi berupa potongan tagihan pro rata untuk Kartu Halo dan IndiHome, serta pengembalian kuota yang hangus bagi pengguna Telkomsel Prabayar sesuai ketentuan berlaku.

Inisiatif ini memperkuat upaya Telkom dalam menjaga kualitas layanan digital, termasuk melalui desain jaringan yang lebih tangguh. Perusahaan juga memastikan akses telekomunikasi tetap terjaga bahkan dalam kondisi darurat atau bencana alam.

“Kami memohon maaf atas ketidaknyamanan ini dan berupaya menyelesaikan perbaikan secepat mungkin. Dukungan dan doa dari semua pihak sangat berarti untuk memulihkan konektivitas di wilayah Papua dan sekitarnya,” pungkas Amin.

Kabel bawah laut tetap menjadi tulang punggung konektivitas digital di Indonesia, dengan permintaan bandwidth meningkat 30% per tahun menurut Lembaga Riset Telekomunikasi 2024. Wilayah timur sering mengalami tantangan geografis, sehingga perbaikan infrastruktur membutuhkan koordinasi multisektoral.

Infografis terkait menunjukkan peta sebaran kabel bawah laut Indonesia, dengan 95% lalu lintas internet bergantung pada infrastruktur ini. Pemeliharaan rutin dan teknologi redundansi menjadi kunci mengurangi downtime.

Pelanggan bisa lebih memahami gangguan temporer sebagai bagian dari investasi jangka panjang untuk jaringan yang lebih stabil. Inovasi seperti sistem pemantauan real-time dan kerja sama regional dapat meminimalkan risiko serupa di masa depan.

Baca juga Info Gadget lainnya di Info Gadget terbaru

Tinggalkan Balasan