BRI Percepat Layanan Dukcapil Melalui Integrasi Data Kependudukan

BRI (PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk) sedang melakukan pengembangan penggunaan data kependudukan melalui kolaborasi dengan Dukcapil (Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil). Inovasi ini menjadi salah satu langkah strategis untuk meningkatkan efisiensi operasional, mempercepat pelayanan, dan membangun kepercayaan dari pelanggan.

“Melalui kerjasama dengan Dukcapil, BRI dapat memaksimalkan proses verifikasi dan pengelolaan risiko, sehingga mampu mencairkan kredit mikro hingga Rp 1 triliun per hari. Data yang luas dan akurat ini memungkinkan kami menyediakan layanan yang lebih cepat, efisien, dan aman bagi pelanggan,” ujar Direktur Operasional BRI, Hakim Putratama, dalam keterangan tertulis, Senin (15/9/2025).

Pernyataan ini disampaikannya di acara Satu Data Untuk Semua: Summit Data Kependudukan Semester I 2025 di Auditorium Menara Bank Mega, Jakarta Selatan, Kamis (28/8/2025).

Sebagai bank dengan basis pelanggan yang luas, BRI setiap harinya melakukan sekitar 500 ribu kali akses ke Dukcapil untuk memproses data pelanggan atau calon pelanggan. Sebelum adanya integrasi data, verifikasi pelanggan membutuhkan waktu yang lama dan mempengaruhi kualitas pelayanan. Sekarang, dengan sistem yang terhubung langsung ke database kependudukan nasional, proses menjadi lebih cepat, akurat, dan efisien.

“Tanpa akses ini, BRI tidak akan mampu mencairkan kredit mikro senilai Rp 1 triliun setiap hari. Dampaknya tidak hanya bagi BRI, tetapi juga bagi program pemerintah yang kami kerjakan, termasuk penyaluran bantuan sosial dan Kredit Usaha Rakyat,” tambah Hakim.

Dalam era digital saat ini, Hakim mengemukan data memiliki peran strategis penting. Oleh karena itu, konsep identitas tunggal berdasarkan Nomor Induk Kependudukan (NIK) menjadi dasar BRI dalam menyajikan layanan perbankan modern.

Integrasi ini memungkinkan BRI melakukan verifikasi data secara real-time, meningkatkan akurasi analisis risiko kredit, dan memberikan layanan yang lebih disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan.

“Kami tidak hanya bergantung pada data dari Dukcapil, tetapi juga mengkombinasikannya dengan perilaku pelanggan seperti pola transaksi, preferensi belanja, sampai kebiasaan konsumsi. Pendekatan ini memungkinkan BRI menyediakan solusi keuangan yang lebih relevan dan tepat target,” jelas Hakim.

Masuk depannya, BRI akan terus berkoordinasi dengan OJK (Otoritas Jasa Keuangan), Bank Indonesia, dan Dukcapil untuk memastikan peningkatan sistem integrasi data berjalan sesuai regulasi. BRI juga akan menjaga keamanan dan kerahasiaan data pelanggan dalam setiap proses.

“Kami selalu memastikan penggunaan data dilakukan dengan prinsip keamanan dan perlindungan privasi pelanggan. Kerjasama dengan regulator adalah kunci untuk membangun ekosistem perbankan digital yang aman, inklusif, dan berkelanjutan,” tutup Hakim.

Data terbaru menunjukkan bahwa integrasi data kependudukan dengan sektor perbankan dapat meningkatkan efisiensi operasional hingga 30% dan mengurangi risiko fraude. Studi kasus di beberapa bank lainnya juga menunjukkan bahwa penggunaan data real-time dapat mengurangi waktu verifikasi pelanggan hingga 70%.

Kesimpulan. Integrasi data kependudukan dengan layanan perbankan tidak hanya mempercepat proses verifikasi, tetapi juga meningkatkan keamanan dan kualitas pelayanan. BRI telah menunjukkan bahwa kolaborasi strategis dengan Dukcapil memiliki dampak signifikan bagi efisiensi operasional dan inklusi keuangan. Masih banyak potensi yang bisa dieksplorasi dengan lebih baik menggunakan data yang akurat dan terintegrasi.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page