Remaja India Bangun Dari Kematian Saat Akan Dimakamkan

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Di India, terjadi kejadian luar biasa yang melibatkan seorang remaja pria berusia 19 tahun. Dokter已经宣布 dia mengalami mati otak dan menyatakan bahwa tidak ada harapan lagi untuk pulih. Kasus ini terjadi di sebuah fasilitas kesehatan di Nashik, Maharashtra, di mana remaja tersebut dikenal sebagai Bhau Lackhe.

Keluarga yang sedang merasakan kesedihan besar sedang mempersiapkan upacara pemakaman. Namun, situasi berubah ketika Bhau tampaknya melakukan gerakan kecil dan terlihat batuk. Kejadian aneh ini terjadi pada tanggal 5 September 2025.

Bhau sebelumnya mengalami kecelakaan parah yang menyebabkan luka-luka serius. Ia diperlakukan di sebuah rumah sakit di Adgaon, di mana, menurut keterangan kerabatnya, ia sudah dikonfirmasi telah mati otak oleh dokter. Keluarga sangat terkejut saat melihat tanda-tanda kehidupan kembali muncul.

“Saat kami mempersiapkan pemakamannya, dia mulai bergerak dan batuk,” kata kerabatnya, Gangaram Shinde, seperti yang dilaporkan oleh News18. Keluarga segera memindahkan Bhau ke rumah sakit setempat, di mana ia kini dalam kondisi kritis. Dokter telah memasang ventilator untuk mendukung pernapasannya dan terus memantau kondisinya dengan seksama.

“Kami segera membawanya ke rumah sakit di distrik, tempat ia sekarang diperlakukan. Kondisinya masih serius, dan dia memerlukan ventilator,” tambah Gangaram.

Menurut Cleveland Clinic, “mati otak” adalah istilah medis yang mengindikasikan kematian ketika otak menghentum berfungsi. Dalam keadaan seperti ini, kerusakan permanen dan parah terjadi pada seluruh otak dan batang otak. Batang otak bertanggung jawab atas pernapasan dan detak jantung, sementara otak mengendalikan indra seperti penglihatan, pendengaran, sentuhan, dan gerakan motorik.

Beberapa penyebab kerusakan otak permanen dan parah yang dapat menyebabkan kematian otak meliputi gangguan aliran darah dan oksigen, perdarahan, cedera traumatis, stroke, serangan jantung, infeksi intrakranial seperti meningitis atau ensefalitis, dan kondisi lain yang memengaruhi fungsi otak.

Untuk mendiagnosis kematian otak, tim medis harus melakukan berbagai pemeriksaan. Ini mencakup mengidentifikasi dan mengobati penyebab kerusakan otak, mengatasi masalah yang dapat menyebabkan kerusakan otak lebih lanjut, serta menangani kondisi yang dapat menimbulkan gejala yang menyerupai kematian otak.

Kasus Bhau Lackhe menarik perhatian karena menunjukkan bahwa dalam beberapa situasi, diagnosis mata otak tidak selalu berarti akhir dari segalanya. Ini juga mengingatkan kita tentang kompleksitas sistem tubuh manusia dan kemungkinan adanya pengecualian dalam kondisi medis yang dianggap terminal. Meskipun kondisinya masih kritis, keberadaan tanda-tanda kehidupan baru menunjukkan bahwa ada harapan.

Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Tinggalkan Balasan