Percakapan Menegangkan Charlie Kirk dan Ayahnya

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Ternyata, peran ayah memainkan peranan penting dalam keputusan Tyler Robinson (22 tahun) untuk menyerahkan diri dan mengaku sebagai pelaku penembakan yang menewaskan influencer dan pendukung Presiden Amerika Serikat, Charlie Kirk. Semuanya dimulai dari kecurigaan sang ayah.

Menurut rangkuman dari Thecuy.com pada Minggu (14/9/2025), identitas pelaku penembakan Charlie Kirk telah terungkap yaitu Tyler Robinson, yang kini dalam penahanan. Tyler tidak ditangkap langsung, melainkan memilih untuk menyerahkan diri setelah ayahnya melihat beberapa foto yang mengganggu, yang tampaknya mirip dengan putranya.

Dalam tangkapan gambar dan rekaman yang dirilis oleh kepolisian, terlihat seorang pria memakai kaus hitam berlogo elang dan bendera Amerika melompat dari atap sebuah universitas di Utah setelah melakukan penembakan pada Rabu (10/9). Pria yang wajah sebagian tertutup kacamata hitam dan topi baseball tersebut lari ke hutan. Meskipun demikian, sang ayah tetap mampu mengenalinya.

Setelah itu, Tyler Robinson mengaku melakukan penembakan kepada ayahnya. Namun, awalnya ia menolak untuk menyerahkan diri. “Saya lebih baik bunuh diri daripada menyerahkan diri,” demi kata-kata Robinson saat dihadapkan oleh ayahnya untuk menyerahkan diri. Sang ayah kemudian membujuknya untuk membocorkan kebenarannya kepada seorang pendeta muda di Kantor Sheriff Wilayah Washington dan Dinas Marsekal Amerika Serikat. Akhirnya, seorang teman keluarga menghubungi Kantor Sheriff Wilayah Washington, yang berjarak lebih dari tiga jam dari lokasi penembakan di Orem, Utah. Informasi ini kemudian disampaikan ke pihak berwenang di Utah dan FBI.

Robinson ditangkap pada Kamis (11/9) malam. Saat itu, FBI telah menerima lebih dari 7.000 petunjuk dan informasi, yang merupakan jumlah tertinggi sejak pengeboman Boston Marathon tahun 2013. Namun, informasi dari ayah Robinson dan teman keluarganya menjadi kunci penanganan kasus ini. Pihak berwenang membutuhkan lebih dari 30 jam untuk menelusuri jejak Robinson, yang diduga menembak Kirk dari atap gedung selama acara yang dihadiri sekitar 3.000 orang di Utah Valley University (UVU). Menurut catatan, Robinson menembak Kirk di lehernya dari jarak sekitar 150 yard (137 meter) sebelum lari.

Beberapa bukti lainnya juga mengarah kepada Robinson, seperti pakaian yang dikenakannya, percakapan selama makan malam dengan kerabat, dan komentar pada platform perpesanan. Gubernur Utah, Spencer Cox, mengungkapkan bahwa rekaman CCTV di UVU menunjukkan Robinson tiba kurang dari empat jam sebelum acara dimulai. Ia mengenakan kaus merah marun, celana pendek terang, topi hitam, dan sepatu terang. Robinson diduga berubah pakaian di atas atap sebelum melompat dan meninggalkan jejak telapak tangan serta kaki. Setelah melompat, ia kembali memakai pakaian aslinya. Saat ditangkap, pakaiannya sama dengan saat tiba di UVU. Seorang kerabat juga mengonfirmasi bahwa Robinson memiliki mobil Dodge Challenger abu-abu.

Robinson merupakan mahasiswa tahun ketiga di program magang listrik dan tumbuh besar di komunitas pinggiran kota Washington, Utah. Beberapa kerabat menggambarkannya telah menjadi lebih politis dalam beberapa tahun terakhir.

Pada saat makan malam keluarga, Robinson memberitahu kerabatnya tentang rencana Kirk untuk berbicara di UVU dan menyatakan ketidaksetujuannya dengan pandangan Kirk. Menurut catatan pendaftaran pemilih, Robinson tidak berafiliasi dengan partai manapun dan tidak ikut dalam dua pemilihan terakhir sebelumnya. Namun, BBC melaporkan bahwa ayah dan ibu Robinson adalah pendukung Partai Republik, partai yang didukung oleh Donald Trump, Presiden Amerika Serikat yang juga didukung oleh Kirk.

Selain itu, beberapa pesan yang dikirim melalui Discord dikaitkan dengan Robinson. Pesan tersebut mencakup rencana mengambil senapan dari lokasi tertentu, meninggalkan senjata di semak-semak, dan memantau area tersebut. Pesan-pesan ini juga menyebutkan peluru dengan ukiran, teropong, dan senapan yang unik. Polisi menemukan senapan bolt-action yang dibungkus handuk. Di selongsong peluru terdapat tulisan “Hei, fasis! TANGKAP!” dan “Kalau baca ini, kamu GAY. Lmao”. Robinson kini ditahan tanpa jaminan di Penjara Wilayah Utah atas beberapa dakwaan awal, termasuk pembunuhan berat, penggunaan senjata api sebagai alat kejahatan, dan penghalangan keadilan. Dia diperkirakan akan menghadapi sidang resmi pada Selasa mendatang. Gubernur Utah, Cox, menyatakan bahwa pihak berwenang akan menuntut hukuman mati terhadap Robinson.

“Satu orang bertanggung jawab atas peristiwa ini, dan orang itu kini ditahan. Ia akan segera didakwa dan diadili,” ujar Cox.

Peristiwa ini mengingatkan betapa pentingnya peran keluarga dalam membendung tindak kejahatan. Ketika hubungan kuat dan komunikasi terbuka ada, keraguan dan tanda-tanda awal bisa menjadi awal dari solusi. Perkara ini juga menunjukkan betapa kompleksitas psikologi dan perpolitikan yang terkait dengan tindak kekerasan. Meskipun motivasinya masih belum jelas, penting untuk memahami bagaimana lingkungan, pengaruh sosial, dan faktor individu dapat mempengaruhi perbuatan seseorang. Kasus ini juga mengajarkan betapa pentingnya dukungan keluarga dalam mengarahkankan seseorang ke jalan yang lebih baik.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan