Remaja yang ditemukan tewas di kebun di Kampung Panyarang, Kecamatan Mangkubumi, pada Kamis (11/9/2025) telah memiliki identitas yang teridentifikasi. Korban merupakan siswa pesantren lokal yang bernama MA (17 tahun).
Keluarga korban telah mengambil jenazah untuk dimakamkan dengan segera dari Kamar Mayat RSUD dr. Soekardjo. Mereka memilih untuk tidak melakukan autopsi dan tidak melanjutkan penyelidikan lebih lanjut di kepolisian.
Pengasuh ponpes tempat MA belajar, Nandang Ali Nurjaman, mengonfirmasi bahwa korban adalah salah satu santri di bawah asuhannya. Dia menyampaikan kesedihan atas kejadian tragis tersebut. “Benar, dia adalah santri pondok kami,” ungkapnya.
Pengasuh menyatakan bahwa mereka hanya bisa menerima kepergian MA sebagai takdir yang telah ditentukan Allah. “Segala yang terjadi adalah keputusan Allah,” katanya.
Menurut Nandang, MA dikenal sebagai santri yang baik dan tidak pernah menunjukkan tanda-tanda masalah. Tidak ada laporan mengenai permasalahan antara MA dengan pesantren, teman sekolah, atau pihak lain. “Tidak ada masalah sama sekali yang diketahui,” jelasnya.
Keluarga korban juga telah menerima kematian MA sebagai takdir yang harus diterima. “Keluarga menerima dengan tenang, ini adalah ujian dari Allah,” tambahnya.
Nandang tidak dapat membenarkan apakah MA melakukan bunuh diri. Tidak ada bukti atau informasi yang menunjukkan bahwa MA mengalami masalah sebelum kejadian. “Tidak ada masalah dengan orang lain, teman sekolah, atau pesantren,” ujarnya lagi.
Sehari sebelumnya, warga Kampung Panyarang, Kecamatan Mangkubumi, terkejut menemukan jenazah remaja yang tergantung pada pohon dengan tali di leher. Jenazah ditemukan oleh pasangan suami istri, Yayah Nurailiyah (52) dan Katiran (52), pukul 16.30 WIB. Kasus ini segera dilaporkan ke kepolisian.
Kasus ini mengingatkan pada kenaikan angka bunuh diri di kalangan remaja, yang sering terkait dengan tekanan psikologis dan sosial. Data 2024 menunjukkan peningkatan 15% kasus bunuh diri di kalangan remaja usia 15-19 tahun. Intervensi dini dan dukungan mental sebaiknya menjadi prioritas untuk mencegah tragedi serupa.
Kemampuan untuk mengidentifikasi tanda-tanda depresi atau krisis psikologis pada remaja sangat penting. Studi menunjukkan bahwa 60% remaja yang berencana bunuh diri menunjukkan tanda-tanda sebelumnya. Dukungan dari keluarga, teman, dan institusi pendidikan dapat menjadi faktor pemisah antara hidup dan mati untuk mereka.
Bagi yang sedang menghadapi kesulitan, penting untuk mencari bantuan dari ahli atau organisasi dukungan mental. Hidup penuh tantangan, tetapi setiap masalah memiliki jalan keluar. Jangan pernah merasa tidak ada harapan; dukungan selalu ada bagi mereka yang mencarinya.
Baca juga Berita lainnya di News Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.