Pengusulan Satuan Akun Per Orang untuk Meningkatkan Keamanan Media Sosial

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Terkemuka di Jakarta, muncul gagasan agar setiap warga hanya memiliki satu akun di setiap platform media sosial. Ini dilakukan untuk mengurangi penyalahgunaan oleh buzzer atau akun palsu.

Usulan ini bukan baru. Sebelumnya, anggota Komisi I DPR, Oleh Soleh, telah mengajukan hal serupa pada Juli tahun ini. Menurutnya, akun ganda dapat menyebabkan kerusakan karena sering digunakan untuk tujuan negatif.

Oleh Soleh mengutip contoh penggunaan akun kedua untuk serangan dan kebohongan, yang justru merugikan masyarakat. Ia menyatakan dukungan terhadap larangan akun ganda dalam diskusi dengan Google, YouTube, Meta, dan TikTok di Gedung DPR, Senayan, Jakarta.

Bambang Haryadi, Sekretaris Fraksi Partai Gerindra, juga mengemukakan ide serupa. Dia berpendapat bahwa satu identitas harus terkait dengan satu akun di setiap platform, seperti sistem yang berlaku di Swiss. Hal ini untuk mengurangi akun anonim yang sering digunakan untuk kegiatan negatif.

Bambang menjelaskan, masyarakat bisa memiliki satu akun di setiap platform, misalnya satu Instagram, satu TikTok, dan satu Facebook, tetapi tidak boleh memiliki lebih dari satu akun di platform yang sama. Ia menekankan pentingnya verifikasi yang ketat untuk mencegah penyalahgunaan.

Narliswandi Iwan Piliang, seorang pegiat media sosial, juga setuju. Ia menyoroti bahwa tanpa regulasi, akun robot akan terus mengganggu komunikasi publik. Iwan mendukung ide Bambang mengenai regulasi yang mengharuskan identitas dan nomor telepon yang jelas untuk setiap akun.

Data terbaru menunjukkan bahwa akun anonim sering digunakan untuk kejahatan, seperti penipuan dan penyebaran informasi palsu. Ini mengancam stabilitas komunikasi digital dan keamanan publik.

Studi kasus dari negara Swiss menunjukkan bahwa sistem identitas terintegrasi dapat mengurangi masalah akun palsu dan penyalahgunaan media sosial. Implementasi serupa di Indonesia dapat meningkatkan kualitas interaksi online.

Masyarakat harus sadar bahwa kebebasan berkomunikasi tidak berarti kebebasan untuk merusak. Dengan sistem akun tunggal yang terverifikasi, interaksi di media sosial bisa menjadi lebih authentik dan aman.

Media sosial merupakan ruang publik yang harus dirawat dengan bijak. Regulasi yang tepat dapat menciptakan lingkungan digital yang lebih positif, tanpa mengurangi hak untuk berbicara.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan