Pakistan Menuduh Israel Memalsukan Status Korban di Sidang PBB

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Duta besar Pakistan di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mengkritik keras Israel dalam sesi Dewan Keamanan PBB. Menurut pengamat, Islamabad mengungkapkan ketidaksetujuan atas perilaku yang dianggap melanggar hukum internasional, dengan Israel yang dianggap memainkan peran korban meskipun sebenarnya berperilaku agresif.

Asim Iftikhar Ahmad, perwakilan Pakistan, menunjukkan tidak setuju terhadap tindakan Israel. Pada sidang khusus Dewan Keamanan PBB, dia menyatakan bahwa Israel telah melanggar aturan internasional dan menyalahkan pihak lain. Menurutnya, Israel tidak mengindahkan nasihat bahkan dari sekutu dekatnya, dan terus melakukan tindakan ilegal dengan perlindungan dari pengikutnya.

Ahmad mengemukakan bahwa Israel tidak hanya membantah tuduhan, tetapi juga mengancam masyarakat internasional, media, dan organisasi hak asasi manusia. Dia menambahkan bahwa Israel telah berulang kali melakukan pelanggaran tanpa hukuman yang layak. Menurutnya, Israel mirip dengan penjajah lain yang selalu memainkan peran korban meskipun sebenarnya menjadi pelaku agresi.

Kecaman ini terjadi sebagai tanggapan terhadap keterangan Duta Besar Israel, Danny Danon, yang membandingkan serangan Israel di Qatar dengan operasi militer Amerika Serikat pada 2011 yang menewaskan Osama bin Laden. Dalam sidang tersebut, Danon menanyakan mengapa tidak ada pertanyaan sama ketika bin Laden dibunuh di Pakistan.

Serangan Israel di Doha, Qatar, pada Selasa (9/9) waktu setempat telah menimbulkan protes dari berbagai pihak. Tel Aviv mengklaim serangan tersebut ditujukan kepada pemimpin senior Hamas, tetapi justru menewaskan korban sipil. Dewan Keamanan PBB menangguhkan pernyataan bersama yang mengutuk tindakan Israel dan mendukung kedaulatan Qatar serta peran mediator dalam perundingan Gaza.

Menariknya, Amerika Serikat, yang biasanya mendukung Israel, menyetujui pernyataan bersama Dewan Keamanan PBB. Keputusan ini dilakukan dengan konsensus dari 15 anggota, menunjukkan ketidakpuasan Presiden Donald Trump terhadap serangan yang dipimpin Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Penyampaian ini menegaskan bahwa kebijakan luar negeri Israel terus menjadi topik hangat di PBB, dengan reaksi internasional yang seringkali berselisih pendapat. Dalam situasi seperti ini, diplomasi dan dialog menjadi kunci untuk mencapai solusi damai yang berkelanjutan.

Menghadapi tantangan global, penting untuk mengevaluasi tindakan dan konsekuensi dari setiap pihak. Ketika konflik semakin memburuk, peran organisasi internasional seperti PBB semakin kritis dalam memastikan bahwa hukum dan keadilan dipertahankan. Semua negara harus bekerja sama untuk membangun perdamaian dan stabilitas, bukan hanya untuk kepentingan propia, tetapi untuk kebaikan dunia.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan