Kapal Perang Amerika dan Inggris Melintasi Selat Taiwan, Tiongkok Marah

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Beijing menghadapi pergerakan kapal perang Amerika Serikat dan Inggris di Selat Taiwan dengan sikap keras, menyatakan aksi itu sebagai upaya provokatif. Gerak tersebut terjadi tak lama setelah China mengumumkan kapal induk terbaru, Fujian, berlayar di perairan yang sama.

Militer China, melalui pernyataan yang dirilis pada Sabtu (13/9/2025), mengungkapkan dua kapal perang tersebut, yaitu kapal penghancur AS Higgins dan kapal frigate Inggris Richmond, melintasi Selat Taiwan pada Jumat (12/9) waktu setempat. Jurubicara Komando Teater Timur, Kolonel Senior Shi Yi, menyebut peristiwa ini sebagai “gangguan dan provokasi”. Dia juga mengungkapkan bahwa angkatan laut dan udara China telah melacak dan memantau pergerakan kedua kapal tersebut selama proses pelayaran itu.

Shi Yi menegaskan bahwa tindakan ini mengganggu perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan. China selalu memperkuat klaimnya atas Taiwan sebagai bagian wilayahnya dan memegang yurisdiksi atas perairan yang memisahkan pulau tersebut dengan daratan utama.

Sementara itu, Amerika Serikat, Inggris, dan negara lain menganggap Selat Taiwan sebagai perairan internasional yang dapat dilalui bebas oleh semua kapal. China sendiri, pada Jumat (12/9), mengumumkan bahwa kapal induk Fujian, kapal induk ketiga mereka, telah melakukan uji coba di jalur tersebut sebagai persiapan operasional masa depan. Sebelumnya, pekan lalu, kapal perang Australia dan Kanada juga telah melintasi Selat Taiwan, yang menuai protes keras dari China.

Selat Taiwan tetap menjadi titik panas geopolitik, dengan berbagai negara menguatkan kehadiran militer mereka di perairan yang strategis ini. Keberadaan kapal perang asing di sini sering kali menjadi sumber ketegangan yang tak bisa dihindari.

Jika Anda ingin lebih memahami dinamika kekuasaan di kawasan Asia Timur, perlu diingat bahwa setiap gerakan militer di Selat Taiwan memiliki dampak jangka panjang. Kestabilan regional bergantung pada cara negara-negara besar menavigasi hubungannya di laut yang kritis ini.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan