Cucu di Bogor Merencanakan Pembunuhan dan Pembakaran Kios Nenek-Pamannya

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Seseorang remaja berusia 16 tahun identik sebagai pelaku pembakaran kios pecel lele di Gunungputri, Bogor, yang mengakibatkan kematian Nenek dan Paman Korban. Kejadian itu ternyata sudah direncanakan oleh anak berinisial S selama sekitar satu pekan sebelum pelaksanaannya.

“Menurut kronologi yang kita ketahui, tindakan ini telah diusulkan dan diperencanakan oleh remaja berinisial S selama sekitar satu minggu sebelumnya,” ungkap Kapolsek Gunungputri, Kompol Aulia Robby, saat dihubungi, Sabtu (13/9/2025).

Aulia Robby juga menjelaskan bahwa remaja tersebut tidak tinggal bersama orang tua. Namun, saat ini orang tua pelaku telah mendampingi anaknya selama pemeriksaan di kantor polisi.

“Orang tua pelaku tinggal terpisah dari anaknya. Saat ini, orang tua tersebut terus mendampingi anak selama proses penyelidikan di polsek,” tambahnya.

Diketahui, pelaku menggunakan bensin dari motornya untuk membakar kios. Setelah itu, S mencuri uang dan ponsel korban, lalu melarikan diri dan menyewa tempat berlindung di Citereup.

“Setelah melakukan pembakaran, pelaku mengambil uang dan ponsel korban, kemudian melarikan diri tanpa tujuan yang pasti. Akhirnya dia menemukan tempat berlindung di wilayah Citereup,” terang Robby.

Pelaku berhasil ditangkap polisi pada hari berikutnya, sekitar jam 19.25.

Peristiwa tragis ini awalnya diduga kejahatan, namun ternyata pelaku adalah cucu korban yang masih berusia 16 tahun. Dia mengaku melakukan aksi tersebut karena merasa sakit hati.

“Motif pelaku adalah sakit hati karena sering dimarahi,” ujar Kapolsek Gunungputri, Kompol Aulia Robby, Kamis (11/9).

Robby menjelaskan lebih lanjut, pelaku menyiram kios korban dengan bensin yang diambil dari motornya, lalu menyalakan api. Kejadian itu terjadi pada Minggu (7/9) sekitar pukul 05.20 WIB, dan pelaku sempat menghilang sebelum akhirnya berhasil ditangkap.

Saat pembakaran terjadi, dua korban, yaitu Ibu SU (58) dan putranya, RA (28), tidak dapat selamat.

Dalam kasus ini, penting untuk mencermati bagaimana konflik sepele bisa mendorong tindakan ekstrem. Sikap pemahaman dan komunikasi yang lebih baik antara anggota keluarga dapat membantu mencegah tragedi serupa di masa depan. Setiap perasaan frustrasi atau kesal harus diatasi dengan cara positif, bukan dengan tindakan kejahatan.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan