"Charlie Kirk: Peran dan Pengaruhnya sebagai Mesin Propaganda Sayap Kanan Online"

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Charlie Kirk, seorang tokoh konservatif berusia 31 tahun, telah berhasil menghubungkan generasi muda dengan gerakan Make America Great Again (MAGA). Selain menjadi pendiri Turning Point USA bersama Bill Montgomery pada 2012, ia juga aktif mengembangkan klub konservatif di kampus-kampus. Lebih dari itu, ia dikenal sebagai pembawa acara podcast dan media sosial yang sukses, serta komentator di platform konservatif seperti Fox News.

Kematiannya di Utah menimbulkan gelombang kecemasan di seluruh dunia, terutama setelah sebelumnya terjadi beberapa peristiwa kekerasan politik di Amerika Serikat. Kirk memiliki pengaruh yang luas melalui media sosial dan podcast, dan banyak dianggap sebagai salah satu faktor utama dalam kemenangan kembali Trump di pemilu 2024.

Kirk awalnya mendukung pasar bebas dan pemerintahan yang lebih ringan, tetapi kemudian beralih menjadi pejuang budaya sayap kanan. Dia aktif mendukung kebijakan MAGA, termasuk anti-LGBTQ+, pengendalian senjata, dan kebijakan anti-imigrasi yang keras. Kritikusnya mencela pandangannya terhadap pemilu 2020 yang dianggap tidak adil, serta sikapnya yang sering menuduh lawan politik sebagai ancaman.

Turning Point USA, organisasi yang didirikan Kirk, dikenal karena aktivisme yang konfrontatif, nilai-nilai Kristen konservatif, dan ekonomi pasar bebas. Mereka berhasil menjangkau kalangan muda yang menentang gerakan progresif, atau yang dikenal sebagai “wokeism”. Dampaknya terasa kuat, dengan banyak pemuda yang beralih mendukung Trump setelah sebelumnya memilih Biden pada 2020.

Bart Cammaerts, profesor politik di London School of Economics, menyatakan bahwa influencer seperti Kirk efektif dalam melawan apa yang mereka anggap sebagai “political correctness”. Mereka tidak hanya membentuk opini masyarakat, tetapi juga mendukung kebijakan yang diusung. Strategi media sosial dan podcast yang digunakan oleh Kirk dan sejenisnya telah menjadi model bagi partai-partai di berbagai negara, termasuk Jerman.

Yini Zhang, asisten profesor komunikasi politik di University of Buffalo, mengungkapkan bahwa media sosial menjadi alat powerful bagi mereka yang memiliki gaya komunikasi yang kuat. Gabungan antara media sosial dan podcast menjadi strategi yang efektif bagi komentator dan aktivis politik dari berbagai spektrum.

Setelah kepergiannya, Charlie Kirk diingat sebagai salah satu tokoh konservatif paling berpengaruh dalam menggerakkan generasi muda di Amerika Serikat. Pemikiran dan strategi komunikasi yang dia jalankan telah meninggalkan dampak yang signifikan, tidak hanya dalam politik nasional, tetapi juga dalam bentuk aktivisme global.

Ketika kita melihat perkembangan politik saat ini, penting untuk memperhatikan bagaimana media sosial dan podcast telah bergeser menjadi medium yang kuat dalam membentuk opinio masyarakat. Generasi muda menjadi sasaran utama, dan strategi komunikasi yang digunakan oleh tokoh seperti Kirk bisa menjadi pelajaran bagi politik di masa depan.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan