Sekolah dan Madrasah di Tasikmalaya Belum Menerima MBG

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Sebagian siswa di Kota Tasikmalaya telah mulai menerima manfaat dari Program Makanan Bergizi Gratis (MBG). Hal ini terutama disebabkan oleh keterlambatan dalam operasional SPPG yang belum sepenuhnya siap.

Meski program MBG mulai berjalan, ada siswa yang masih belum dapat menyantap makanan yang disediakan pemerintah. Sebab, distribusi belum merata di seluruh sekolah.

Data dari Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya menjelaskan bahwa jumlah siswa di jenjang TK, SD, dan SMP mencapai 94.353. Namun, beberapa sekolah belum terintegrasi dalam program ini.

Kabid SD Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya, Indra Risdianto, menjelaskan bahwa sebagian besar sekolah telah menerima distribusi makanan. “Beberapa sekolah masih belum (menerimanya), tetapi jumlahnya tidak begitu banyak,” katanya.

Ada beberapa alasan mengapa sekolah belum menerima MBG. Beberapa masih dalam tahap persiapan dapur, sementara yang lain belum bekerja sama dengan SPPG, terutama sekolah dengan akses yang sulit. “Contohnya, sekolah yang letaknya di dalam gang, pengiriman mungkin lebih sulit dibandingkan sekolah di pinggir jalan,” katanya.

Beberapa sekolah swasta juga menolak suplai makanan dari SPPG karena sudah memiliki program mandiri. “Karena sudah punya program sendiri, jadi tidak menggunakan makanan dari SPPG,” ucapnya.

Untuk jenjang madrasah di bawah Kementerian Agama, Kota Tasikmalaya memiliki 290 lembaga pendidikan, meliputi RA, MI, MTs, dan MA. Total siswa madrasah di kota tersebut mencapai 32.796.

Menurut Kasi Penmad Kemenag Kota Tasikmalaya, Dr H Saripudin MPd, sebagian besar madrasah sudah menerima MBG. Namun, sekitar 25% siswa masih dalam proses. “Kira-kira 75% sudah mendapatkan (MBG), sisanya masih berproses,” kata dia.

Meski begitu, semua madrasah sudah bekerja sama dengan SPPG. Namun, beberapa sekolah masih menghadapi keterlambatan dalam pengiriman makanan. “Mungkin proses persiapan dapur masih berlangsung,” tambahnya.

Program MBG di Kota Tasikmalaya masih menghadapi tantangan dalam distribusi yang optimal. Namun, ketidaksesuaian atau keterlambatan ini bisa menjadi pelajaran untuk meningkatkan efisiensi dalam distribusi makanan bergizi bagi siswa di masa mendatang. Pertimbangkan bagaimana cara terbaik agar program ini bisa menjangkau seluruh siswa tanpa ada yang tertinggal.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan