Satelit Nusantara Lima Dua Kali Menunda Peluncuran

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) kembali menunda peluncuran Satelit Nusantara Lima (SNL) karena faktor cuaca. Awalnya, satelit ini dijadwalkan mengudara pada 20.02 waktu setempat tanggal 9 September 2025 atau 07.02 WIB keesokan harinya dari Cape Canaveral, Florida, AS. Kendala meteorologis menjadi penyebab utama penundaan kali ini. Dokumentasi visual terkait persiapan peluncuran sebelumnya sempat beredar luas.

Fenomena cuaca ekstrem di Florida memang kerap mengganggu jadwal peluncuran berbagai wahana antariksa. Data historis menunjukkan 60% penundaan peluncuran satelit di Cape Canaveral disebabkan oleh kondisi atmosfer yang tidak stabil. Lokasi peluncuran yang berbatasan dengan laut membuatnya rentan terhadap perubahan cuaca mendadak. Sejumlah operator satelit global sering mengalihkan jadwal peluncuran hingga 3-5 kali sebelum akhirnya bisa eksekusi.

Bandara antariksa Cape Canaveral tetap menjadi pilihan utama karena infrastrukturnya yang lengkap dan dukungan teknologi canggih. Meski sering terkendala cuaca, fasilitas ini menawarkan sistem keselamatan terbaik untuk misi luar angkasa. SNL sendiri dirancang untuk memperkuat jaringan telekomunikasi di wilayah terpencil Indonesia dengan kapasitas transmisi data mencapai 40 Gbps.

Perusahaan operator satelit biasanya memiliki window peluncuran (launch window) yang ketat terkait posisi orbit dan kalkulasi astronomis. Setiap penundaan berarti harus menunggu siklus orbit berikutnya yang bisa memakan waktu mingguan. Tim engineering PSN saat ini terus memantau perkembangan cuaca sambil menyiapkan opsi cadangan jika terjadi penundaan lebih lanjut.

Teknologi prediksi cuaca modern sebenarnya sudah mampu meminimalisir risiko penundaan dengan akurasi 85%. Namun untuk peluncuran satelit, standar keamanan mengharuskan kondisi hampir sempurna dengan visibilitas jelas dan kecepatan angin di bawah 30 km/jam. Operator biasanya baru memberi lampu hijau jika semua parameter cuaca berada dalam batas toleransi selama 48 jam sebelum H-0.

Tantangan seperti ini justru menunjukkan kompleksitas dan risiko tinggi di industri antariksa. Setiap penundaan berarti kerugian operasional yang tidak kecil, namun keselamatan tetap menjadi prioritas utama. Pengalaman PSN dalam menangani satelit sebelumnya seperti Satelit Nusantara Dua membuktikan kesiapan menghadapi berbagai skenario teknis. Proyek senilai Rp3,2 triliun ini diharapkan bisa segera mengudara begitu kondisi memungkinkan.

Kesiapan infrastruktur di bumi pun tak kalah penting dari kesiapan satelit di antariksa. Stasiun pengendali di Banyuwangi dan Cikarang sudah melakukan serangkaian uji coba untuk memastikan komunikasi dengan SNL berjalan optimal. Kedua stasiun ini akan menjadi ujung tombak operasional harian satelit selama 15 tahun masa operasional yang direncanakan.

Baca juga Info Gadget lainnya di Info Gadget terbaru

Tinggalkan Balasan