Temuan terbaru dari NASA mengenai jejak kehidupan kuno di Mars telah memicu antusiasme publik. Para ahli meyakini bahwa keadaan Mars pada masa lampau berpotensi mendukung keberadaan organisme hidup.
Menurut Prof. Thomas Djamaluddin, peneliti utama di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk bidang astronomi dan astrofisika, hal ini didukung oleh bukti keberadaan air di planet tersebut. “Betul, karena di Mars pernah ada air, seperti yang terlihat dari bukti-bukti di permukaannya,” jelasnya saat dihubungi detikINET melalui pesan singkat.
Bukti lebih lanjut datang dari Badan Antariksa Eropa (ESA), yang mengungkapkan jejak aliran air purba di planet merah ini. Gambar yang diambil oleh satelit Mars Express menunjukkan adanya jaringan palung dan lembah kering yang bercabang. Pola ini mengindikasikan bahwa Mars mungkin pernah memiliki iklim yang lebih hangat dan lembap dibandingkan sekarang.
Penelitian terkini juga mengungkap bahwa atmosfer Mars dahulu lebih tebal dan mampu menahan panas dengan lebih efektif. Kondisi ini memungkinkan air mengalir secara stabil di permukaannya. Meski situasi tersebut sudah tidak ada lagi, sisa-sisa aktivitas air masih terlihat jelas di berbagai lokasi.
Salah satu contoh menarik adalah struktur dendritik yang ditemukan di Mars, mirip dengan sistem aliran sungai di Bumi, seperti Sungai Yarlung Tsangpo yang melintasi beberapa negara di Asia. Saluran-saluran di Mars kemungkinan besar terbentuk dari aliran air deras dan curah hujan tinggi di masa lalu.
Namun, pertanyaan tentang keberadaan makhluk cerdas di Mars atau planet terdekat lainnya masih memerlukan penelitian lebih dalam. Prof. Djamaluddin menegaskan bahwa kehidupan berbasis intelegensi lebih mungkin ditemukan di planet-planet jauh di luar sistem tata surya. “Masih menjadi tantangan besar. Dugaan kuat adalah adanya makhluk cerdas di sekitar bintang-bintang jauh. Sementara ini, riset terfokus pada deteksi sinyal radio buatan,” jelasnya.
Seiring kemajuan teknologi, eksplorasi Mars semakin mendalam dengan misi seperti Perseverance Rover yang terus mencari tanda-tanda kehidupan mikroba. Analisis terbaru menunjukkan komposisi mineral di tanah Mars mengandung senyawa organik, meski belum bisa dipastikan sebagai bukti biologis. Para ilmuwan juga meneliti kemungkinan adanya mikroba yang bertahan di bawah permukaan, di mana kondisi lingkungan lebih stabil.
Jika suatu saat bukti kehidupan purba benar ditemukan, ini akan mengubah pemahaman kita tentang asal-usul kehidupan di alam semesta. Semakin banyak data dikumpulkan, semakin besar kemungkinan kita menemukan jawaban apakah manusia benar-benar sendirian di jagat raya. Eksplorasi ruang angkasa bukan hanya tentang penemuan, tapi juga tentang memahami tempat kita di kosmos yang luas ini.
Baca juga Info Gadget lainnya di Info Gadget terbaru

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.