Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Alex Indra Lukman, merespon kontroversi mengenai adanya tanggul beton di pantai utara, khususnya di wilayah Cilincing, Jakarta Utara. Dia menyatakan bahwa pihaknya akan menyelenggarakan pertemuan dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk mendapatkan penjelasan lebih lanjut.
Menurut Alex, informasi yang diterima Komisi IV DPR menunjukkan bahwa tanggul beton sepanjang 2-3 kilometer di pesisir Cilincing merupakan bagian dari Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) dan Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp) Pelabuhan Marunda. Wilayah ini digunakan untuk kegiatan pelabuhan dan menjamin keselamatan pelayaran.
Proyek tersebut rencananya akan menjadi lokasi pelabuhan yang dimiliki oleh sebuah perusahaan PMDN (penanaman modal dalam negeri). Laporannya juga menyebut bahwa perusahaan telah mendapatkan izin yang sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 7 Tahun 2024 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).
Alex menambahkan bahwa pihaknya akan memproses keluhan masyarakat sesuai dengan kewenangan yang ada, meskipun secara administrasi perizinan perusahaan sudah lengkap. “Kita akan memastikan kepada KKP apakah perairan di sekitar tanggul beton itu sesungguhnya untuk kegiatan nelayan. Jika demikian, kami akan meminta peninjauan ulang terhadap izin yang telah diberikan,” kata dia.
Tanggul beton tersebut sebelumnya menjadi perbincangan hangat di media sosial. Sejak Rabu (10/9/2025), dilaporkan bahwa struktur tersebut membentang sepanjang 2-3 kilometer di pesisir Cilincing. Beberapa nelayan mengeluhkan bahwa tanggul beton menghambat jalur perairan, memaksa mereka untuk memutar lebih jauh.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) KKP, Pung Nugroho Saksono, mengklarifikasi bahwa tanggul beton di Cilincing bukan bagian dari proyek tanggul laut raksasa (giant sea wall). Timnya telah melakukan pemeriksaan dan mengonfirmasi bahwa aktivitas di kawasan tersebut telah mendapatkan izin Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang Laut (PKKPRL). Namun, Ipunk tidak memberikan informasi lebih lanjut mengenai kepentingan pembangunannya.
Pembangunan tanggul beton di Cilincing menimbulkan dua sisi. Di satu sisi, ada kemudahan administrasi dan perizinan yang sudah lengkap. Di sisi lain, nelayan yang terganggu harus mencari alternatif jalur perairan. Solusi terbaik mungkin adalah meninjau ulang dampak tanggul beton ini terhadap masyarakat nelayan dan lingkungan, serta menjamin keseimbangan antara kebutuhan industri dan kepentingan nelayan.
Baca juga Berita lainnya di News Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.