Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah mempresentasikan usulan anggaran operasional untuk tahun 2026 sebesar Rp 52,016 triliun dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi XI DPR RI pada Kamis (11/9). Para pejabat tingkat Eselon I secara detail menjelaskan rencana belanjaan untuk berbagai direktorat, badan, dan lembaga yang berada di bawah naungan Kemenkeu.
Anggota Komisi XI DPR RI secara umum menyambut baik usulan tersebut, terutama karena sudah disampaikan dalam diskusi sebelumnya, khususnya saat Sri Mulyani Indrawati masih menjabat sebagai Menteri Keuangan. Selain itu, mereka menyampaikan bahwa usulan anggaran ini tidak mengalami perubahan dari rapat terdahulu, sehingga hanya dilakukan peninjauan serta memberikan beberapa komen.
Harris Turino, anggota Komisi XI Fraksi PDI Perjuangan, mengamati sejumlah direktorat jenderal dan badan di Kemenkeu, termasuk Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (PPR). PPR bertanggung jawab atas perumusan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan pembiayaan dan risiko keuangan negara, seperti pinjaman atau utang negara. Ia menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara kebutuhan pembiayaan APBN dengan risiko kenaikan utang, mengingat batas maksimum utang negara saat ini sudah mencapai 39,96% dari PDB.
“Kita tahu bahwa tugas PPR adalah menjaga keseimbangan antara kebutuhan pembiayaan APBN dengan risiko kenaikan utang. Kemarin sudah dipaparkan oleh Menteri juga bahwa batas maksimum 39,96% dari PDB, ini yang perlu dijaga,” ujarnya dalam rapat dengar pendapat Komisi XI di Gedung DPR RI, Kamis (11/9/2025).
Selain itu, Harris juga mengingatkan tentang pentingnya pengawasan terhadap Inspektorat Jenderal (Irjen) agar tidak terjadi kasus korupsi seperti yang pernah terjadi sebelumnya. Ia mendorong verifikasi lebih ketat terhadap LHKPN (Laporan Harti Kepentingan Pegawai Negeri Sipil).
Harris juga mengemaskan BPPK (Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan) yang memiliki anggaran Rp 372,18 miliar. Menurutnya, penguatan sumber daya manusia dalam pengelolaan keuangan sangat krusial, dan kurikulum harus disesuaikan dengan kondisi fiskal global.
Galih Kartasasmita, anggota Komisi XI Fraksi Golkar, memfokuskan perhatiannya pada Badan Teknologi, Informasi, dan Intelijen Keuangan (BaTIIK), badan baru di bawah Kemenkeu. Ia menilai bahwa BaTIIK memiliki peran strategis dalam mendukung direktorat jenderal dan lembaga lain di Kemenkeu, terutama dalam menghadapi tantangan seperti ketidakpastian pasar global dan serangan siber. Namun, Galih menanyakan apakah anggaran sebesar Rp 1,54 triliun cukup untuk tugas yang begitu penting.
“Di dunia seperti ini, dengan ketidakpastian di global market, banyaknya serangan siber, eco-hacker sekarang ya, peran bapak jadi sangat penting,” katanya.
Galih juga meminta BaTIIK untuk bekerja sama dengan seluruh direktorat jenderal dan memberikan dukungan kepada Menteri Keuangan baru, Purbaya Yudhi Sadewa.
Imron Amin, anggota Komisi XI Fraksi Gerindra, mendukung program-program Kemenkeu untuk 2026. Namun, ia mengemaskan adanya tumpang tindih dalam program penguatan integritas dan sumber daya manusia di berbagai direktorat jenderal. Menurutnya, lebih baik jika program tersebut dikelola oleh satu badan, seperti BPPK atau Politeknik STAN.
“Ketika mendapat beasiswa dari LPDP, alangkah baiknya mungkin mereka bisa ditarik atau dipekerjakan. Karena di sini memang program pemerintah untuk membangun bangsa ini. Jadi daripada banyak keraguan dari mereka ketika lulus LPDP mau ke mana,” ucapnya.
Kemenkeu telah menentukan visi dan strategi yang jelas dalam menjalankan program-programnya. Dengan adanya dukungan dari DPR, diharapkan anggaran tahun 2026 dapat terwujud dan memberikan dampak positif bagi perekonomian negara. Tidak hanya itu, kolaborasi yang solid antara badan-badan di Kemenkeu juga diperlukan untuk menjamin efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaan keuangan negara. Di tengah tantangan yang terus berubah, ini menjadi kunci sukses dalam merencanakan masa depan keuangan Indonesia.
Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.