Ketua Badan Pengurus Centra Initiative Al Araf mengecam tindakan TNI yang menelusuri pelaku dugaan tindak pidana terkait Ferry Irwandi, pendiri Malaka Project. Menurutnya, kekuatan siber militer tidak seharusnya digunakan untuk memantau aktivitas masyarakat sipil atau menindas kebebasan berekspresi. Pernyataan itu disampaikan saat diskusi Koalisi Masyarakat Sipil dengan judul ‘Bahaya Militerisme: Ancaman Pembela HAM dan Militerisasi Ruang Siber’ melalui kanal YouTube Imparsial, Kamis (12/9/2025).
Al Araf menegaskan, fungsi utama siber militer adalah mendukung operasi pertahanan negara dalam konteks potensi konflik antarnegara. Perang modern bukan hanya melibatkan aksi fisik, sehingga keahlian siber menjadi komponen penting dalam strategi pertahanan modern.
Pertanyaan mengenai peran TNI dalam kasus Ferry Irwandi bermula ketika Brigjen Juinta Omboh (JO) Sembiring, Komandan Satuan Siber Mabes TNI, melakukan konsultasi dengan Polda Metro Jaya pada Senin, 8 September 2025. Dalam kesempatan itu, dia berniat mengajukan aduan terkait pencemaran nama baik institusi berdasarkan UU ITE.
Menteri Koordinator Bidang Hukum dan HAM, Yusril Ihza Mahendra, juga ikut menanggapi isu ini dengan menyebutkan putusan Mahkamah Konstitusi yang mengharapkan aduan UU ITE tidak dilakukan oleh institusi. Brigjen Freddy Ardiansyah, Kepala Pusat Penerangan TNI, mengakui adanya indikasi tindak pidana lain yang lebih serius yang tengah dianalisis internal. Namun, Ferry Irwandi menolak hanya mengatakan bahwa ia tidak mengetahui alasan di balik aduan tersebut.
Menurut analisis terbaru, permasalahan ini mencerminkan kontroversi yang lebih dalam terkait batas peran militer dalam ruang siber. Dengan semakin kompleksnya ancaman sianida modern, penting untuk menentukan peran yang jelas antara kekuatan siber militer dengan hak-hak warga sipil. Studi kasus serupa dari negara lain menunjukkan bahwa militerisasi ruang siber tanpa batas jelas dapat melanggar hak asasi manusia dan kebebasan berekspresi.
Dalam dunia digital yang terus berkembang, penting bagi semua pihak untuk bekerja sama dalam mendefinisikan peran siber militer yang sehat, tanpa menindas keberagaman pendapat. Hubungan antara kekuatan siber militer dan masyarakat harus didirikan atas prinsip transparansi dan akuntabilitas untuk mencegah penyalahgunaan kekuasaan.
Baca juga Berita lainnya di News Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.