Nezar Patria, Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika, mendorong platform digital internasional untuk mengembangkan alat yang memungkinkan pengguna mengidentifikasi konten hasil karya kecerdasan buatan. Langkah ini dinilai penting untuk melindungi masyarakat dari bahaya berita palsu dan rekayasa digital yang semakin canggih. Perkembangan teknologi AI memang membawa banyak manfaat, namun sayangnya juga dimanfaatkan untuk menyebarkan informasi yang menyesatkan.
“Platform media sosial seharusnya bisa menyediakan fitur verifikasi konten AI yang dapat diakses secara bebas oleh semua orang,” ujar Nezar dalam keterangannya pada Rabu, 10 September 2025. Ia menambahkan bahwa filter semacam ini akan membantu publik membedakan antara konten asli dan buatan mesin.
Masalah deepfake semakin mengkhawatirkan, dengan laporan dari Sensity AI menunjukkan lonjakan produksi konten palsu hingga 550% dalam kurun waktu lima tahun. Nezar meyakini angka sebenarnya jauh lebih besar mengingat kemudahan pembuatan konten deepfake saat ini. “Aplikasi untuk membuat video atau gambar palsu sekarang sangat mudah digunakan,” jelasnya.
Platform digital besar seperti Meta dan Google sebenarnya memiliki kemampuan teknis untuk mengembangkan fitur verifikasi berbasis AI. “Dengan komputasi dan algoritma yang mereka miliki, seharusnya bisa dibuat sistem untuk memeriksa keaslian suatu konten,” tambah Nezar. Pemerintah sendiri berkomitmen menciptakan regulasi yang mendorong inovasi sekaligus mencegah penyalahgunaan teknologi ini.
Septiaji Eko Nugroho dari Mafindo mengungkapkan bahwa deepfake pertama kali terdeteksi di Indonesia pada 2023 dan kini marak digunakan untuk penipuan online. “Meski ada yang memanfaatkannya untuk tujuan politik, kebanyakan kasus deepfake terkait modus penipuan digital,” paparnya. Konten hoaks berupa video palsu yang beredar di tahun 2025 didominasi oleh hasil manipulasi teknologi ini.
Sebagai langkah antisipasi, Indonesia telah memiliki berbagai regulasi seperti UU ITE, UU PDP, dan PP Tunas. Pemerintah saat ini juga sedang menyiapkan aturan khusus tentang pemanfaatan AI secara bertanggung jawab. Selain melalui regulasi, Kementerian Kominfo bekerja sama dengan berbagai pihak termasuk Mafindo dan media untuk menggalakkan program verifikasi fakta.
“Kita semua bertanggung jawab untuk menjaga ruang digital dari konten negatif dan informasi yang tidak benar,” pungkas Nezar menegaskan pentingnya kolaborasi berbagai pihak dalam menangani masalah ini.
Perkembangan AI memang tidak bisa dihindari, tapi kita harus bijak menggunakannya. Teknologi seharusnya menjadi alat untuk mempermudah hidup, bukan merusak kepercayaan sosial. Dengan kesadaran kolektif dan regulasi yang tepat, potensi negatif AI bisa diminimalisir sementara manfaatnya dimaksimalkan untuk kemajuan bersama.
Baca juga Info Gadget lainnya di Info Gadget terbaru

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.