Serangan Israel Menghancurkan Markas Komando di Ibu Kota Yaman

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Israel melakukan serangan ke ibu kota Yaman, Sanaa, dengan markas komando menjadi sasaran utama. Berdasarkan laporan dari Al Jazeera pada Rabu (10/9/2025), serangan ini tercatat melalui siaran televisi Al Masirah. Saluran televisi tersebut mengungkapkan bahwa serangan udara telah menimbulkan kerusakan di kota tersebut.

“Tindakan agresi Israel terhadap ibu kota Sanaa,” demikian pernyataan yang disampaikan di platform Telegram oleh Al Masirah. Hingga saat ini, belum ada informasi resmi tentang korban atau kerusakan yang disebabkan oleh serangan ini.

Anees al-Asbahi, juru bicara Kementerian Kesehatan Yaman, dan Yahya Saree, juru bicara militer Houthi, telah mengonfirmasi kejadian tersebut. Namun, belum ada tanggapan langsung dari pihak Israel. Sumber dari Reuters mengutip warga setempat yang menyebut serangan terjadi di suatu tempat persembunyian antara dua pegunungan yang biasa digunakan sebagai markas komando.

Sementara itu, perusahaan minyak dan gas Yaman menuduh jet Israel memiliki target di stasiun medis yang berlokasi di Jalan al-Sitteen di Sanaa. Sebagian besar informasi masih belum jelas, termasuk tingkat kerusakan yang ditimbulkan.

Terbaru, situasi di Yaman terus menanjak ketegangan. Data terbaru menunjukkan bahwa konflik ini telah menyebabkan lebih dari 15 ribu korban jiwa sejak periode awal konflik. Analisis dari ahli hubungan internasional menunjukkan bahwa serangan ini tidak hanya berdampak pada stabilitas regional, tetapi juga mempengaruhi pasokan energi global akibat gangguan pada infrastruktur minyak dan gas di Yaman.

Dalam studi kasus terbaru, terlihat bahwa serangan udara serupa di wilayah lain telah menyebabkan dampak ekonomi jangka panjang. Misalnya, di wilayah Hadramaut, serangan serupa pada tahun 2024 menyebabkan penurunan 20% pada produksi minyak dalam waktu satu tahun. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya stabilitas dalam penyediaan energi.

Untuk menghindari eskalasi lebih lanjut, diperlukan upaya diplomasi yang intensif dan kerja sama internasional. Situasi saat ini membutuhkan solusi yang seimbang untuk mencegah kerugian lebih lanjut bagi warga sipil dan mengamankan keamanan regional.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan