Pembicaraan Rokok Ilegal dan Gudang Garam Soroti Tarif Cukai

Kebijakan terkait cukai pada produk tembakau dikhawatirkan menjadi salah satu faktor yang mendorong maraknya rokok ilegal. Kenaikan tarif cukai telah memengaruhi harga rokok legal, menyebabkan sebagian konsumen memutuskan untuk beralih ke produk ilegal yang lebih terjangkau.

Menurut Direktur PT Gudang Garam Tbk (GGRM), Istata Siddharta, tarif cukai yang kompetitif sebenarnya dapat menjadi solusi untuk mengurangi peredaran rokok ilegal. “Menurut kami, strategi terbaik untuk menghadapi rokok ilegal bukan melalui pendekatan hukum atau kekerasan, melainkan dengan menetapkan peraturan cukai yang memungkinkan industri rokok legal untuk pulih dan bersaing dengan produk ilegal,” kata Istata dalam Public Expose Live, Kamis (11/9/2025).

Ia menekankan bahwa tanpa perubahan kebijakan cukai yang mendukung daya saing industri rokok legal, upaya untuk mengurangi rokok ilegal akan sangat sulit. “Tanpa perubahan regulasi cukai yang memungkinkan industri rokok bersaing dengan produk ilegal, upaya penurunan peredarannya akan menghadapi kendala. Situasi ini seolah membenturkan aparat dengan masyarakat,” tambahnya.

Sementara itu, ekonomi senior dan Dewan Pakar Apindo, Wijayanto Samirin, menghubungkan masalah ini dengan regulasi yang tidak tepat sasaran. Ia menyatakan bahwa beberapa ketentuan dalam PP 28/2024 membuka celah bagi rokok ilegal, sementara pengawasan di lapangan masih lemah. “Deregulasi harus melampaui peraturan saja, tetapi harus ditekan di lapangan dengan orientasi hasil, bukan prosedur, agar dapat menekan aktivitas ekonomi ilegal,” ujarnya.

Wijayanto juga mengkritik aturan zonasi larangan penjualan dan iklan rokok dalam PP 28/2024, serta wacana kemasan polos dalam rancangan Permenkes. Kebijakan tersebut dianggap melemahkan daya saing produk legal dan memperbesar pasar rokok ilegal. “Kualitas penegakan hukum memengaruhi besarnya shadow economy terhadap PDB. Semakin buruk penegakan hukum, semakin subur ekonomi gelap berkembang,” tutupnya.

Beberapa studi terkini menunjukkan bahwa pembatasan iklan dan zonasi penjualan tanpa dukungan kebijakan cukai yang tepat justru memperkuat pasar ilegal. Data menunjukkan bahwa negara-negara yang menerapkan tarif cukai yang kompetitif berhasil mengurangi peredaran rokok ilegal hingga 30%. Analisis lebih lanjut juga mengungkapkan bahwa konsumen lebih cenderung memutuskan untuk beralih ke produk ilegal jika perbedaan harga antara rokok legal dan ilegal terlalu jauh.

Dalam kasus praktis, salah satu negara yang berhasil mengatasi masalah ini adalah Malaysia. Dengan menyesuaikan tarif cukai dan memperkuat pengawasan, negara tersebut berhasil mengurangi rokok ilegal hingga 40% dalam waktu tiga tahun. Pendekatan ini juga meningkatkan pendapatan negara dari cukai rokok.

Kebijakan yang tepat dalam mengatur cukai dan pengawasan dapat menjadi kunci untuk mengatasi permasalahan rokok ilegal. Meskipun tantangan tetap ada, kolaborasi antara penguasa, industri, dan masyarakat sangat penting untuk membangun sistem yang lebih adil dan efisien. Dengan demikian, bukan hanya industri rokok legal yang akan berkembang, tetapi juga kesejahteraan masyarakat akan terjamin.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page