Kumis Kucing dan Manfaatnya dalam Pengobatan Diabetes Menurut Pakar Herbal

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Tanaman kumis kucing, yang dikenal dengan nama latin Orthosiphon stamineus atau Orthosiphon aristatus, telah lama menjadi salah satu obat herbal yang digunakan untuk meringankan berbagai keluhan kesehatan. Menurut dr. Inggrid Tania, MSi, ketua umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), tanaman ini diberi nama kumis kucing karena bentuknya yang mirip dengan kumis kucing, meskipun tidak ada hubungan langsung dengan hewan tersebut.

Kumis kucing banyak dimanfaatkan karena khasiatnya sebagai diuretik, membantu mengatasi keterbatasan buang air kecil dan meluruhkan batu ginjal. Selain itu, tanaman ini juga sering direkomendasikan untuk mengendali tekanan darah tinggi dan menstabilkan kadar gula darah pada penderita diabetes. Dr. Inggrid Tania menjelaskan bahwa dalam pengobatan tradisional, penderita diabetes biasanya mengonsumsi sekitar 80 gram tanaman ini, yang setara dengan satu genggam. Bagian yang digunakan meliputi seluruh herba, termasuk daun, bunga, dan tangkai.

Untuk memanfaatkan khasiatnya, tanaman kumis kucing dapat diproses dengan cara merebus lima gelas air hingga mendidih, lalu menambahkan kumis kucing segar. Rebus selama 15-20 menit hingga air tersisa sekitar tiga gelas. Ramuan ini diminum tiga kali sehari, sebelum makan pagi, siang, dan malam. Alternatifnya, bisa juga menggunakan kumis kucing kering dengan dosis 6-12 gram per hari. Proses perebusan tetap sama, dengan air direbus hingga tersisa tiga gelas, yang kemudian diminum tiga kali sehari.

Dr. Inggrid Tania mengingatkan bahwa konsumsi kumis kucing tidak berarti menyembuhkan diabetes secara total, karena penyakit ini tidak bisa disembuhkan dengan sempurna. Namun, ramuan ini dapat membantu mengontrol kadar gula darah, mencegah lonjakan, dan memperlambat komplikasi. Penderita prediabetes juga bisa memanfaatkan tanaman ini, tetapi bagi yang sudah mengidap diabetes dalam tingkat yang berat, penggunaan kumis kucing tidak dapat menggantikan obat konvensional. Penambahan ini hanya sebagai pendukung pengendalian diabetes, dan harus dipantau dengan sungguh-sungguh, terutama jika dikombinasikan dengan insulin atau obat lain.

Untuk penderita gangguan ginjal, terutama mereka yang sudah dalam fase penyakit ginjal kronis atau menjalani hemodialisis, harus berhati-hati dalam mengonsumsinya. Dr. Inggrid menjelaskan bahwa proses metabolisme dan ekskresi zat dari tanaman ini dapat meningkatkan beban kerja ginjal, yang bisa memperburuk kerusakan. Selain itu, kumis kucing juga bisa dikombinasikan dengan tanaman obat lain seperti sambiloto, daun salam, kayu manis, brotowali, daun bungur, atau daun insulin. Namun, sebaiknya dicoba terlebih dahulu sebagai ramuan utama sebelum dipadukan dengan herbal lainnya.

Tanaman kumis kucing menawarkan manfaat yang signifikan untuk kesehatan, terutama dalam pengelolaan diabetes. Namun, penting untuk mengonsumsinya dengan bijak dan selalu berkonsultasi dengan profesional kesehatan, terlebih bagi mereka yang memiliki kondisi medis tertentu. Dengan pengawasan yang tepat, tanaman ini dapat menjadi tambahan berharga dalam menjaga kesehatan dan mengatasi berbagai masalah.

Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Tinggalkan Balasan