45WS Membatalkan Peluncuran Satelit Nusantara Lima di Detik Terakhir, Apa Sebabnya?

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Parafrase Artikel:

Pada Selasa malam (9/9/2025) pukul 21.30 waktu Orlando, peluncuran Satelit Nusantara Lima milik PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) dibatalkan mendadak saat hitung mundur telah mencapai 30 detik. Penyebabnya, otoritas setempat tidak memberikan izin terkait kondisi cuaca. Adi Rahman Adiwoso, CEO PSN, mengungkapkan bahwa Air Force K45 menilai risiko peluncuran terlalu tinggi sehingga menghentikan proses tersebut. Rencananya, upaya peluncuran akan diulang keesokan harinya pada waktu yang hampir sama.

Air Force K45 diduga merupakan sebutan lain untuk 45th Weather Squadron (45 WS), sebuah unit cuaca di bawah Space Launch Delta 45 yang bermarkas di Patrick Space Force Base, Florida. Tugas utama mereka adalah memonitor cuaca dan memberikan rekomendasi untuk setiap peluncuran dari Cape Canaveral maupun Kennedy Space Center. Mereka berkolaborasi dengan FAA, NASA, dan perusahaan swasta seperti SpaceX untuk memastikan keamanan misi.

45 WS menggunakan berbagai alat canggih, termasuk radar Doppler dan balon cuaca, untuk memantau kondisi atmosfer secara real-time. Mereka memiliki kriteria ketat bernama Launch Weather Commit Criteria, yang mencakup batas kecepatan angin, keberadaan awan petir, serta faktor risiko lain. Jika parameter ini tidak terpenuhi, peluncuran dapat dibatalkan kapan saja, bahkan di detik terakhir, demi keselamatan roket dan publik.

Insiden serupa pernah terjadi pada misi Crew Dragon Demo-2 SpaceX pada Mei 2020, di mana peluncuran ditunda 20 menit sebelum lepas landas akibat ancaman petir. Begitu pula dengan peluncuran satelit GPS III pada Desember 2018 yang tertunda karena awan tebal dan hujan es. Bahkan Starship SpaceX pada Agustus 2025 juga mengalami hal serupa.

Keputusan 45 WS bersifat mutlak untuk peluncuran komersial atau pemerintah, kecuali dalam situasi darurat militer seperti peluncuran misil balistik antarbenua (ICBM). Dalam kasus Nusantara Lima, kemungkinan ada risiko petir, angin kencang, atau awan tebal yang melanggar kriteria keamanan.

Sejarah mencatat betapa krusialnya faktor cuaca dalam peluncuran roket. Tragedi seperti Apollo 12 yang tersambar petir (1969), Challenger yang hancur karena suhu dingin (1986), dan Atlas-Centaur yang meledak akibat petir (1987) menjadi pelajaran berharga. Untuk mencegah hal serupa, 45 WS menghitung Probability of Violation (POV)—jika melebihi 20-40%, peluncuran dihentikan.

Dalam kasus ini, ancaman utama mungkin meliputi petir dalam radius 19 km, angin melebihi 48 km/jam, atau awan tebal yang mengganggu visibilitas. Selain itu, FAA juga memberlakukan pembatasan wilayah udara sementara (TFR) selama peluncuran berlangsung. Kolaborasi ketat antara PSN, SpaceX, 45 WS, dan FAA menjadi kunci untuk meminimalisir risiko kegagalan misi bernilai miliaran dolar ini.

Peluncuran roket bukan sekadar urusan teknis, tetapi juga pertaruhan besar terhadap keselamatan dan investasi. Setiap penundaan mungkin mengecewakan, tetapi jauh lebih baik daripada menghadapi kegagalan fatal. Kepatuhan terhadap protokol cuaca membuktikan bahwa keamanan tetap jadi prioritas utama, sekalipun harus mengorbankan waktu dan kesiapan yang sudah matang.

Baca juga Info Gadget lainnya di Info Gadget terbaru

Tinggalkan Balasan