Guru Ngaji di Tasikmalaya Diduga Melakukan Pelanggaran Terhadap Murid, Orang Tua Ceritakan Urutan Kejadiannya

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Seorang guru ngaji di Kabupaten Tasikmalaya, tepatnya di Kecamatan Sukaresik, terlibat kasus pelecehan seksual terhadap muridnya. Hal ini mulai terungkap setelah orang tua korban menemukan bukti mencurigakan di ponsel anaknya. Pelaku, yang diberi inisial WWS, diduga sudah melakukan tindakan yang tidak pantas di tempat ngaji yang berdekatan dengan rumahnya.

Ibu korban, yang menggunakan nama samaran Kemuning, mengungkapkan bahwa pelecehan ini telah terjadi sejak lama. Namun, baru pada Juli 2025 ia mengetahui hal ini setelah melihat panggilan yang tidak terjawab dengan label “guru mesum”. Saat dipertanyakan, anaknya menceritakan bahwa guru ngaji itu pernah mengajaknya ke toilet masjid, tetapi selalu ditolak.

Kemuning pun memutuskan untuk menghindari kelas ngaji ketika guru tersebut mengajarkan. Namun, keterangan dari guru BK sekolah anaknya pada tanggal 30 Juli mengungkapkan situasi yang lebih serius. Guru tersebut menyingat bahwa anaknya mengalami pelecehan di tempat ngaji. Hal ini menguatkan kecurigaan Kemuning tentang nama kontak “guru mesum” di ponsel anaknya.

Setelah ditanyakan secara lebih dalam, anaknya akhirnya mengungkapkan bahwa pelaku pernah melakukan pelecehan fisik, termasuk meraba bagian dada dan memasukan jari ke bagian intim. Korban juga mengaku selalu diancam untuk tidak membocorkan kejadian tersebut. Hal ini menyebabkan anaknya sering marah dan menangis ketika ditanya tentang pengajian.

Data riset terbaru menunjukkan bahwa kasus pelecehan seksual terhadap anak-anak masih menjadi masalah serius di berbagai wilayah, termasuk di daerah perkotaan dan pedesaan. Beberapa studi menunjukkan bahwa korban sering takut untuk melaporkan kejadian ini karena takut dituding, ditinggalkan, atau malah menjadi korban pengejekan. Analisis unik dan simplifikasi: kasus seperti ini memerlukan penanganan yang lebih ketat, baik dari pihak keluarga, sekolah, maupun pemerintah, untuk melindungi anak-anak dari pelaku yang berkembang biasa.

Tindakan semacam ini tidak hanya merusak jiwa anak, tetapi juga menghancurkan kepercayaan masyarakat terhadap figura-figura pendidik. Kesimpulan: kasus pelecehan seksual harus ditangani dengan serius dan cepat. Keluarga, sekolah, dan masyarakat harus bekerja sama untuk mencegah dan melaporkan perbuatan jahat ini. Jangan biarkan anak-anak korbannya menjadi korban bisu lagi.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan