Ekonom menunda 15 persen anak muda Indonesia berusia 15-24 tahun dalam kondisi pengangguran.

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Indonesia sedang mengalami penurunan dalam tersedianya lapangan kerja yang berkualitas, hal ini menyebabkan angka pengangguran mengalami kenaikan. Data yang telah disajikan menunjukkan bahwa kelompok usia muda antara 15 hingga 24 tahun merupakan mayoritas dalam demografi pengangguran.

Elan Satriawan, mewakili Aliansi Ekonom Indonesia, menjelaskan bahwa sebagian besar lapangan kerja baru yang diciptakan lebih banyak ditujukan kepada pekerja kelas menengah bawah. Menurut data Sakernas 2018-2024, sekitar 14 juta lapangan kerja baru yang tercipta berasal dari sektor berbasis rumah tangga, dengan kondisi upah yang di bawah rata-rata nasional dan tanpa jaminan sosial.

Dalam konferensi pers virtual yang diselenggarakan oleh Aliansi Ekonom Indonesia pada Selasa, 9 September 2025, Elan menyampaikan bahwa dari 14 juta lapangan kerja baru yang ada, 80 persennya berada dalam sektor informal. Sector ini ditandai dengan upah yang lebih rendah dari rata-rata nasional dan tanpa jaminan sosial atau kepastian keberlanjutan pekerjaan.

Selain itu, Elan juga mengungkapkan bahwa 25 persen pekerja di sektor publik dan pemerintah masih belum memiliki asuransi kesehatan, sementara 31 persen pekerja swasta juga belum memiliki asuransi kesehatan maupun jaminan sosial lainnya.

Sementara itu, Vivi Alatas, juga dari Aliansi Ekonom Indonesia, menarik perhatian pada masalah pengangguran yang dominan di kalangan usia muda. Data yang dit chœurkan menunjukkan bahwa tingkat pengangguran untuk usia 15-24 tahun telah mencapai 15 persen dalam periode 2016-2024. Vivi menjelaskan bahwa angka ini tiga kali lipat lebih tinggi jika dibandingkan dengan kelompok usia dewasa 25-34 tahun.

Vivi juga menambahkan bahwa lebih dari 25 persen anak muda Indonesia tidak produktif, yakni mereka tidak bekerja, tidak sekolah, tidak mengikuti pelatihan, dan tidak mempersiapkan diri untuk bekerja, khususnya bagi perempuan.

Data riset terbaru menunjukkan bahwa sektor informal tetap menjadi andalan penciptaan lapangan kerja di Indonesia, meskipun dengan kondisi yang kurang menguntungkan bagi pekerja. Hal ini menunjukkan adanya ketidakseimbangan dalam distribusi lapangan kerja yang memprioritaskan pekerjaan dengan upah rendah dan tanpa manfaat sosial. Selain itu, pengangguran di kalangan usia muda masih merupakan isu yang perlu ditangani dengan serius, terutama karena dampaknya pada produktivitas nasional.

Analisis unik dan simplifikasi: Masalah pengangguran di Indonesia bukan hanya masalah jumlah, tetapi juga kualitas lapangan kerja yang tersedia. Sektor informal yang banyak menawarkan pekerjaan dengan upah rendah dan tanpa jaminan sosial menjadi tantangan besar. Di sisi lain, pengangguran usia muda yang tinggi menunjukkan bahwa sistem pendidikan dan pelatihan mungkin belum cukup mengantisipasi kebutuhan pasar kerja masa depan. Perlu adanya strategi yang lebih holistik untuk meningkatkan kualitas lapangan kerja, siakan kerja usia muda, dan memastikan bahwa semua pekerja, baik di sektor publik maupun swasta, memiliki akses ke jaminan sosial dasar.

Kesimpulan: Indonesia menghadapi tantangan serius dalam memperbaiki kualitas lapangan kerja dan mengatasi pengangguran usia muda. Solusi harus melibatkan pengembangan sektor formal, peningkatan aksesibilitas jaminan sosial, serta program yang efektif untuk mempersiapkan anak muda masuk ke dunia kerja. Dengan upaya yang tepat dan konsisten, Indonesia dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan