Aang Permana, pengusaha yang sekarang dikenal karena usahanya Sipetek Food, memutuskan untuk meninggalkan pekerjaan dengan gaji besar di perusahaan minyak dan gas saat usianya baru 24 tahun. Keputusannya untuk kembali ke kampung halamannya di Cianjur pada tahun 2014 dipengaruhi oleh keinginan untuk menemukan jalan hidup yang berbeda.
Aang mengungkapkan betapa ia selalu menerima beasiswa sejak masa sekolah dasar hingga SMA, serta delapan beasiswa ketika kuliah—empat karena alasan keberadaan dan empat karena prestasi. Pekerjaannya di industri minyak dan gas memberikan kesempatan yang mewah, seperti diving di berbagai tempat eksotis, namun ia merasa kurang puas. “Saya merasa ini hanya untuk kepentingan diri saya sendiri. Padahal, selama ini saya sudah banyak diberi bantuan melalui beasiswa,” katanya saat berbagi pengalaman di Pesta Rakyat untuk Indonesia 2025.
Ide untuk menjadikan ikan petek menjadi keripik muncul ketika Aang melihat banyak ikan tersebut dibuang nelayan karena dianggap mengganggu pakan ikan nila dan mas. “Ikan ini dianggap sampah. Dosen saya bilang, semua yang hidup di air itu halal dimakan, bahkan kapal selam,” katanya sambil tertawa. Dengan modal terbatas, Aang memulai eksperimen membuat keripik ikan petek dengan kemasan sederhana dari plastik dengan logo hitam putih hasil fotokopi.
Meski awalnya bingung bagaimana cara menjual produknya, Aang berusaha dengan berkeliling naik motor bersama ayahnya untuk menitipkan produk di warung-warung. Kini, Sipetek Food telah berkembang pesat setelah bergabung dengan program pembinaan UMKM Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC) pada 2014. Berbekal pengetahuan tentang keuangan, pemasaran, dan jaringan bisnis, usahanya sekarang menghasilkan omzet ratusan juta per bulan. Produknya juga semakin beragam, termasuk keripik ikan petek, kentang mustofa, abon sapi, abon ayam, hingga kulit ayam crispy.
Sipetek tidak hanya sukses secara komersial, tetapi juga telah mengekspor produk ke Malaysia dan Hong Kong. Aang juga aktif dalam misi sosial, seperti merenovasi rumah ibadah, membangun sekolah, dan membuat sumur di desa. “Kuncinya, jangan egois merasa produk kita paling bagus. Dengarkan konsumen. Risetlah dulu apa yang mereka butuhkan sebelum membuat produk,” ujarnya.
Pernah mengalami kegagalan dalam bisnis? Gagal itu bukan akhir, tetapi pelajaran. Setiap langkah yang diambil bisa menjadi pelajaran berharga. Jangan takut untuk mencoba dan terus berinovasi, karena kemajuan datang dari ketekunan dan keberanian untuk berubah.
Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.