Kecelakaan Gedung Majelis Bogor: 59 Korban Masih Dalam Perawatan

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Di Kabupaten Bogor, BPBD terus melakukan pendataan dan penanganan terkait runtuhnya majelis taklim selama peringatan Maulid Nabi di Ciomas. Saat ini, total korban tercegat mencapai 158 orang dengan empat orang yang tidak selamat.

“Jumlah korban sekarang 158 orang, termasuk empat meninggal dunia,” ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bogor, M. Adam Hamdani, Selasa (9/9/2025). Dalam rekap yang sama, 59 korban masih dalam perawatan medis, sementara 55 orang telah pulang. Dari jumlah ini, 40 korban telah pulang ke rumah, sedangkan sisanya masih dalam perawatan.

Kejadian ini terjadi ketika majelis taklim yang diikuti jemaah perempuan sedang menyelenggarakan peringatan Maulid Nabi. Acara tersebut dipimpin oleh istri pimpinan majelis taklim, Mariyatul Kibtiyah. Menurut Mariyatul, kecelakaan terjadi saat acara masih berlangsung, tepatnya ketika jemaah sedang membaca syair-syair setelah doa. “Kami sudah selesai membaca Marhaban dan lagi membaca syair-syair, kemudian mau langsung tausiah, tetapi bangunan sudah ambruk,” kata Mariyatul, yang juga didampingi suaminya, Zulpadli Harahap, Senin (8/9/2025).

Mariyatul yang berada di depan jemaah saat kejadian, menceritakan bagaimana bangunan tiba-tiba runtuh tanpa tanda-tanda sebelumnya. “Kebetulan saya berada di tengah dengan santri-santri, di depan karena memimpin acara,” kata dia. Bangunan ambruk tanpa memberi tanda, sehingga jemaah tak menyadari bahaya. Mariyatul mengaku kesakitan melihat banyak jemaah tertimbun puing. “Langsung krek (runtuh), makanya banyak yang tidak bisa ditolong. Tidak ada peringatan. Hanya runtuhnya agak lambat, tapi saya sadar. Seperti kiamat,” ungkapnya.

Mariyatul dan suaminya dengan cepat melarikan diri dan meminta bantuan warga. “Namanya musibah, sudah takdir bagaimana lagi,” kata dia sambil memohon agar tidak terjadi lagi tragedi serupa. “Mudah-mudahan semua menjadi baik,” tambahnya.

Akibat bencana ini, BPBD terus memantau kondisi korban dan melakukan penanganan darurat. Kejadian ini menjadi peringatan bagi semua pihak tentang pentingnya pemeriksaan reguler bangunan publik, terutama yang digunakan untuk kegiatan keagamaan. Kerjasama antara pemerintah dan masyarakat juga menjadi kunci untuk mencegah tragedi serupa di masa depan.

Musibah seperti ini mengingatkan kita akan ketidakpastian kehidupan dan pentingnya kesadaran akan keselamatan. Terkait dengan bencana ini, beberapa studi menunjukkan bahwa sebagian besar kecelakaan bangunan disebabkan oleh ketidakmampuan struktur atau pembangunan yang tidak memenuhi standar. Pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama untuk meningkatkan standar kebersihan dan keamanan bangunan, terutama di daerah yang ramai digunakan untuk kegiatan massal.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan