Pada akhir pekan, beberapa lokasi di Kota Tasikmalaya berubah menjadi pasar dadakan tak terbatas pada Jalur Dua Cikurubuk, Jalan HZ Mustofa, Alun-Alun Citapen, Jalan Baru Lingkar Utara, dan kompleks Dadaha. Bedanya, tempat-tempat lainnya hanya berubah menjadi pasar tumpah PKL sekali dalam seminggu, sedangkan Dadaha menjadi tempat berjualan setiap hari.
Kondisi di Dadaha selama akhir pekan biasanya ramai hingga macet, seperti yang terlihat pada Minggu (7 September 2025) pagi tadi. Tempat ini dipenuhi pengunjung dan pedagang kaki lima di berbagai sudut, mulai dari jalan utama hingga halaman gedung olahraga dan taman. Trotoar yang seharusnya untuk pejalan kaki kini dipakai sebagai tempat berjualan, memaksa pengunjung untuk berjalan di pinggir jalan. Kendaraan roda dua juga sering terparkir di pinggir jalan, baik milik pembeli maupun pedagang.
Rahmat (39), warga Indihiang, mengungkapkan bahwa keberadaan pedagang banyak di Dadaha pada akhir pekan membuatnya enggan berolahraga di sana. “Pada Minggu pagi, pedagang lebih banyak daripada orang olahraga. Jadi tidak nyaman. Padahal dulu Dadaha adalah tempat favorit untuk berjoging,” tuturnya. Pendapat serupa diungkapkan oleh Linda Amizah (34), warga Kawalu, yang biasa mengajak anaknya bersepeda di Dadaha. “Jalanannya penuh pedagang dan kendaraan. Anak jadi kurang leluasa. Kami berharap ada penataan agar olahraga tetap nyaman, rekreasi keluarga aman, dan pedagang tetap bisa berjualan,” katanya.
Meskipun begitu, sebagian warga menganggap keberadaan PKL membantu menggerakkan ekonomi lokal. Ani (42), pedagang minuman, mengaku bergantung pada keramaian di Dadaha pada akhir pekan. “Kalau weekend lumayan ramai. Kami tidak ingin mengganggu, asal pemerintah bisa mengatur tempat jualan supaya tertib,” ucapnya.
Ketua RW 01 Cintarasa Tawang, Harniawan, menegaskan pentingnya kepatuhan pemerintah dalam mengatur PKL di Dadaha. “Awalnya Alun-Alun Dadaha steril. Karena tidak ada ketegasan, pedagang menjamur. Shelter yang disediakan pemerintah jadi sepi. Mereka merasa terlindungi karena sudah ada iuran ke pihak tertentu. Kami sebagai warga ingin Dadaha menjadi destinasi olahraga dan rekreasi, bukan pasar malam,” tegasnya.
Dadaha memiliki potensi besar sebagai tempat rekreasi dan olahraga di Tasikmalaya. Namun, untuk mencapai tujuan ini, diperlukan kerjasama antara pemerintah, warga, dan pedagang. Dengan penataan yang baik, Dadaha bisa menjadi tempat yang nyaman bagi semua, baik untuk berolahraga, bersantai, maupun berjualan. Jangan biarkan keteraturan menjadi hal yang tak terkapahi, karena setiap elemen masyarakat memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan yang harmonis.
Baca juga Berita lainnya di News Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.