Mengoptimalkan Kerja Sama dengan Pemerintah, BI Berdasarkan Mekanisme Pasar

PR yang bekerja sama dengan BI melakukan langkah bersama untuk memperkuat kerja sama dalam menopang pelaksanaan Asta Cita Pemerintahan, khususnya pada penguatan ekonomi masyarakat. Kemitraan ini terwujud melalui kesepakatan untuk membagi beban bunga pada program pemerintah terkait perumahan masyarakat dan koperasi desa/kelurahan Merah Putih.

Kedua pihak berkomitmen bahwa sinergi dalam pembagian beban bunga ini dilakukan dengan transparansi, akuntabilitas, dan tata kelola yang kuat. Pelaksanaan kebijakan ini tetap mengutamakan prinsip-prinsip kebijakan fiskal dan moneter yang hati-hati, sambil menjaga disiplin dan integritas pasar. Kesepakatan ini diatur dalam Keputusan Bersama tentang penambahan bunga yang mendukung program pemerintah dalam mewujudkan Asta Cita pada perekonomian masyarakat.

Pengelolaan APBN dilakukan dengan cermat, didukung oleh optimalisasi penerimaan, belanja yang efektif, serta strategi pembiayaan yang berkelanjutan. Belanja pemerintah difokuskan pada sektor-sektor yang dapat memberikan dampak positif besar dan inklusif pada perekonomian, seperti program perumahan masyarakat, dukungan bagi bank pemerintah yang melakukan pinjaman untuk koperasi desa/kelurahan Merah Putih, dan program lain yang mendukung Asta Cita. Defisit APBN tahun 2025 tetap rendah dan dikelola secara profesional.

BI telah menurunkan BI-Rate sebanyak 125 bps sejak September 2024, mencapai level terendah sejak 2022. Kebijakan stabilitas nilai tukar rupiah diperkuat dengan intervensi di pasar offshore melalui NDF dan intervensi di pasar domestik melalui pasar spot, DNDF, serta pembelian SBN di pasar sekunder. Bank Indonesia juga meningkatkan likuiditas dengan menurunkan posisi instrumen moneter SRBI dari Rp923 triliun pada awal 2025 menjadi Rp715 triliun pada akhir Agustus 2025. Selain itu, BI telah membeli SBN sebesar Rp200 triliun hingga akhir Agustus 2025, termasuk pembelian di pasar sekunder dan program debt switching dengan pemerintah.

Pembelian SBN di pasar sekunder dilakukan sesuai mekanisme pasar, terukur, transparan, dan konsisten dengan program moneter untuk menjaga stabilitas perekonomian. Kebijakan moneter juga didukung oleh Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) yang mencapai Rp384 triliun pada akhir Agustus 2025 dan akselerasi digitalisasi sistem pembayaran.

Pembagian beban bunga dilakukan untuk SBN yang diterbitkan pemerintah terkait perumahan masyarakat dan koperasi desa/kelurahan Merah Putih. Cara pembagian beban bunga ini melibatkan pembagian rata biaya atas realisasi alokasi anggaran untuk program pemerintah terkait setelah dikurangi imbal hasil untuk penempatan pemerintah pada kedua program tersebut di lembaga keuangan domestik. Kesepakatan ini berlaku sejak tahun 2025 sampai program pemerintah berakhir.

Pelaksanaan pembagian beban dilakukan dengan memberikan tambahan bunga pada rekening pemerintah di BI, sesuai peran BI sebagai pemegang kas pemerintah. Besarnya tambahan bunga tetap sesuai dengan program moneter untuk menjaga stabilitas ekonomi dan memberikan ruang fiskal yang mendukung pertumbuhan ekonomi nasional serta meringankan beban masyarakat.

Kedua pihak berkomitmen untuk menerapkan kebijakan dengan baik, transparan, dan akuntabel. Koordinasi kebijakan fiskal dan moneter yang erat penting dalam menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan. Kerjasama ini telah berjalan dengan erat dan akan terus dikoordinasikan secara rutin.

Pernyataan ini menggarisbawahi pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan BI untuk menjaga stabilitas finansial dan mendorong kemajuan ekonomi yang inklusif. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan program-program pemerintah dapat berdampak positif pada masyarakat, terutama dalam pembangunan perumahan dan dukungan koperasi. Stabilitas ekonomi yang kuat menjadi fondasi untuk mencapai visi Asta Cita Pemerintahan, yaitu perekonomian yang sejahtera dan inklusif bagi seluruh warga.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page