IHSG Merosot 1,28 Persen Setelah Sri Mulyani Mengundurkan Diri, Apakah Investor Masih Panik?

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Pasar saham Indonesia mengalami penurunan setelah Presiden Prabowo Subianto mengangkat Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menteri Keuangan menggantikan Sri Mulyani. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 1,28 persen hingga level 7.766,84.

Nafan Aji Gusta, Senior Market Analyst PT Mirae Asset Sekuritas, menjelaskan bahwa tren penurunan ini terjadi setelah IHSG sempat naik ke zona positif. Menurutnya, reaksi ini termasuk respons cepat terhadap perubahan jabatan Menteri Keuangan.

“Perubahan posisi Sri Mulyani dari Menteri Keuangan langsung mempengaruhi IHSG menuju zona merah dari posisi positif sebelumnya,” kata Nafan ketika dihubungi, Senin (8/9/2025).

Ia menambahkan bahwa perubahan ini juga dapat menimbulkan aksi jual dari investor asing. Data dari RTI Business menunjukkan adanya net foreign sell sebesar Rp 304,83 miliar pada perdagangan Kamis (4/9/2025).

Reydi Octa, pengamat pasar modal, menganggap penurunan IHSG sebagai reaksi negatif terhadap reshuffle kabinet. Menurutnya, perubahan ini menaikkan ketidakpastian terkait arah kebijakan ekonomi domestik.

“Ketidakpastian dalam kebijakan ekonomi, terutama dengan penggantian Sri Mulyani yang selama ini menjadi pilar stabilitas fiskal, membuat investor khawatir, terutama investor asing,” ujar Reydi.

Meski demikian, ia menyarankan investor tetap tenang dan bijak dalam memilih saham. Menurutnya, panic selling justru bisa berdampak negatif. “Investor sebaiknya tetap tenang dan memilih saham dengan dasar fundamental yang kuat. Panik menjual saham hanya bersifat sementara dan memiliki potensi rebound setelah ada kebijakan baru yang jelas dari kabinet,” tambahnya.

Kedatangan Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menteri Keuangan baru langsung mempengaruhi sentimen pasar saham. Investor asing terlihat lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi, dengan data net foreign sell yang mencapai Rp 304,83 miliar. Namun, penurunan ini dianggap sementara, dan pasaran akan segera stabil jika ada kebijakan ekonomi yang jelas. Investor disarankan untuk tetap bijak dalam memilih saham dan menghindari panik menjual.

Pasar saham selalu sensitif terhadap perubahan politik dan kebijakan. Perubahan Menteri Keuangan yang eksperimen seperti ini seringkali menyebabkan fluktuasi, tetapi dengan pendekatan investasi yang matang, investasi jangka panjang tetap dapat menghasilkan nilai.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan