BNI Meningkatkan Pembiayaan Berkelanjutan, Portofolio Mencapai Rp 185,2 T

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, atau lebih dikenal sebagai BNI, telah mencapai pertumbuhan kredit berkelanjutan pada semester pertama tahun 2025. Nilai kredit tersebut mencapai angka Rp 185,2 triliun, yang merupakan sekitar 24,3% dari total kredit yang dimiliki BNI.

Hussein Paolo Kartadjoemena, yang bertindak sebagai Direktur Finance & Strategy BNI, menjelaskan bahwa bank ini terus mendukung prinsip keuangan berkelanjutan. Hal ini dilakukan melalui berbagai jenis kredit yang ditawarkan oleh BNI.

“BNI terus mengukir komitmennya dalam menerapkan prinsip keuangan berkelanjutan. Portofolio kredit berkelanjutan kami sudah mencapai Rp 185,2 triliun dan meraih 24,3% dari total kredit BNI per Juni 2025,” ujar Paolo dalam acara Public Expose Live yang disiarkan secara virtual, Senin (8/9/2025).

Selain itu, Paolo juga mengungkapkan bahwa permintaan terhadap kredit Sustainability-Linked Loan (SLL) yang dihadirkan oleh BNI semakin meningkat. Total kredit yang disalurkan dengan skema SLL mencapai US$ 352 juta dan banyak dimanfaatkan oleh berbagai sektor industri, mulai dari peternakan, agri-food processing, semen, baja, kemasan, hingga pengolahan batu bara dan produk turunannya.

“Hingga akhir Juni 2024, BNI telah menyalurkan kredit jenis SLL senilai US$ 352 juta atau setara Rp 5,8 triliun kepada perusahaan-perusahaan top tier di bidang produksi makanan, pertanian, manufaktur semen, manufaktur besi, dan juga manufaktur kemasan,” katanya.

Dalam aspek ekspansi bisnis, BNI berhasil merekatkan total penyaluran kredit sebesar Rp 778,7 triliun, dengan pertumbuhan sebesar 7,1% tahun ke tahun hingga Juni 2025. Keberhasilan ini didukung oleh diversifikasi portofolio yang mencakup berbagai segmen, seperti korporasi, konsumen, komersial, hingga UMKM.

Per Juni 2025, total aset BNI tercatat mencapai Rp 1.200 triliun, menjadikannya sebagai bank dengan aset terbesar keempat di Indonesia. Selain itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 16,4% tahun ke tahun menjadi Rp 900 triliun, dipimpin oleh peningkatan dana murah atau CASA yang naik 18,7% tahun ke tahun hingga Rp 647,6 triliun.

“Per Juni 2025, total aset BNI tercatat sebesar Rp 1.200 triliun, menjadikan BNI sebagai bank terbesar keempat dari sisi total aset,” tambahnya. Paolo menambahkan bahwa pengelolaan risiko yang disiplin dan akselerasi kredit di segmen berisiko rendah telah memperbaiki kualitas aset BNI. Non-Performing Loan (NPL) berkurang menjadi 1,9% dan Loan at Risk (LAR) juga meningkat menjadi 11,0%, sehingga Cost of Credit (CoC) dapat dikontrol di tingkat 1%.

BNI tidak hanya menunjukkan pertumbuhan finansial yang signifikan, tetapi juga memperkuat komitmennya terhadap praktik keuangan yang berkelanjutan. Dengan strategi diversifikasi yang kuat dan pengelolaan risiko yang matang, bank ini terus memposisikan diri sebagai player utama di industri perbankan Indonesia. Melalui kredit berkelanjutan dan SLL, BNI tidak hanya mendukung pertumbuhan ekonomi, tetapi juga mendorong praktik bisnis yang lebih ramah lingkungan dan sosial. Dengan demikian, BNI tidak hanya menjadi pilihan bank yang handal, tetapi juga menjadi penggerak perubahan yang positif di sektor keuangan.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan