Beras Fortifikasi Mahal di Toko Ritel

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Beras merupakan salah satu bahan pokok utama bagi masyarakat Indonesia yang mengonsumsi nasi sebagai sumber karbohidrat utama. Sayangnya, stok beras saat ini mengalami kekurangan di pasar.

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengungkapkan bahwa stok beras premium dan beras medium di toko ritel masih sulit ditemukan. Sebagai gantinya, beberapa toko ritel kini menawarkan beras fortifikasi.

Beras fortifikasi, seperti dikutip dari Badan Standarisasi Nasional, adalah beras sosoh yang diperkaya dengan kernel beras khusus untuk meningkatkan nilai gizi tertentu. Produk ini biasanya tercatat dalam kemasan dengan label “beras khusus” atau “beras fortifikasi”.

Menurut Badan Pangan Nasional, beras fortifikasi tidak hanya berfungsi sebagai sumber karbohidrat utama, tetapi juga diperkaya dengan mikronutrisi seperti vitamin A, vitamin B1, vitamin B6, vitamin B12, asam folat, zat besi, dan zink.

Niti Emiliana, Ketua YLKI, mengungkapkan bahwa banyak konsumen kecewa karena beras fortifikasi di pasaran memiliki harga yang jauh lebih tinggi dibandingkan beras premium. Dikatakan, harga beras fortifikasi bisa mencapai Rp 90.000–130.000 per 5 kg, sementara beras premium hanya sekitar Rp 55.000–60.000 untuk ukuran yang sama.

“Kenaikan harga beras di toko modern menjadi beban bagi konsumen, karena tidak sesuai dengan daya beli mereka. Banyak yang salah mengira bahwa beras yang tersedia adalah beras premium biasa, padahal sebenarnya itu beras fortifikasi dengan harga tinggi,” katanya pada Minggu, 7 September 2025.

Niti tambahkan bahwa beras fortifikasi belum ada aturan HET (Harga Jual Eceran Tertinggi) yang ditetapkan oleh pemerintah. Keberadaan beras ini justru muncul sebagai akibat kekurangan stok beras premium dan medium di toko ritel.

Di pasar tradisional, meski harga naik, beras masih dapat diakses oleh masyarakat. Niti meminta pemerintah untuk memperhatikan masalah ini agar stok dan harga beras tetap stabil.

“Pemerintah harus memastikan bahwa stok beras melimpah tidak hanya di gudang, tetapi juga di pasar yang bisa diakses oleh masyarakat dengan kualitas dan harga terjangkau,” ungkap Niti.

Lembaga ini menuntut pemerintah menjamin ketersediaan beras di pasar dengan akses mudah, kualitas standar, dan harga yang wajar. Selain itu, diberitahukan juga untuk segera mempercepat distribusi beras SPHP (Sertifikasi Produk Halal) melalui Badan Pangan Nasional dan Perum Bulog agar harga beras stabil dan kekosongan stok beras dapat ditangani.

Masyarakat perlu waspada terhadap penipuan harga beras fortifikasi yang jauh lebih mahal daripada beras premium. Pemerintah harus segera mengambil langkah untuk memastikan ketersediaan beras dengan harga terjangkau dan kualitas yang terjamin. Stabilitas pasok beras tidak hanya penting bagi ekonomi, tetapi juga kesejahteraan masyarakat.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan