Warga Bengkulu Syok, Anggota Satpol PP Diduga Bunuh Diri Tewas Tergantung

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Di Bengkulu, tenaga harian lepas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) bernama HE, berusia 31 tahun, ditemukan dalam keadaan gantung diri di dalam barak dalmas kantor Gubernur Bengkulu. Peristiwa tragis ini terjadi pada hari Sabtu, 6 September 2025, sekitar pukul 13.30 WIB. HE berasal dari Desa Sukarami, Kecamatan Kota Padang, Kabupaten Rejang Lebong.

Rapik, salah satu anggota Satpol PP Provinsi Bengkulu, menjelaskan bahwa korban telah izin pergi ke atas sekitar pukul 13.00 WIB, namun tidak kembali lagi. Ketika mereka menyelidiki, ternyata HE telah menggantung diri di loteng dalam ruangan olahraga gedung barak. “Pagi hari dia sudah ada di kantor, sekitar jam 10 pagi. Kami bersama-sama piket di gedung aset, sekitar jam 1 siang dia itu pamit naik ke atas. Kami kira dia mau ke kamar mandi. Setelah itu kami mengetahui informasi bahwa dia sudah gantung diri,” ucap Rapik.

Hermawanto, rekan kerja HE, mengungkapkan bahwa korban dikenal sebagai orang yang pendiam dan jarang bergaul dengan rekan-rekannya. HE telah bekerja sebagai tenaga harian lepas di Satpol PP Provinsi Bengkulu selama 15 tahun dan belum memiliki istri. “Kesehariannya dia pendiam, tidak banyak bicara, tapi ketika bekerja dia tanggung jawab,” kata Hermawanto.

Polisi telah melakukan pemeriksaan lokasi kejadian serta mendengarkan keterangan beberapa saksi. Jenazah korban telah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Kasus ini mengingatkan pada pentingnya perhatian terhadap kesehatan mental, terutama bagi mereka yang bekerja di lingkungan yang sering kali memiliki tekanan yang tinggi. Suasana sosial yang mendukung dan akses ke dukungan psikologis dapat membantu mencegah tragedi serupa. Memahami tanda-tanda awal depresi dan kecenderungan bunuh diri merupakan langkah penting dalam upaya pencegahan. Mengingat bencana mental health yang semakin meningkat, ini juga merupakan pelajaran bagi instansi terkait untuk memperkuat sistem dukungan bagi anggota-anggota mereka. Kita semua memiliki peran dalam menciptakan lingkungan kerja yang lebih inklusif dan penuh belas kasih.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan