Posko Kesehatan dan Tim Trauma Healing Dibuka oleh Kapolres Bogor untuk Korban Tragedi Ciomas

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Kapolres Bogor AKBP Wikha Ardilestanto telah mengerahkan 70 petugas untuk menangani insiden runtuhnya bangunan majelis taklim di Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor. Aksi ini meliputi evakuasi korban dan upaya pemulihan.

“Upaya yang dilakukan oleh Polres Bogor dengan mengerahkan 70 petugas,” papar Wikha kepada wartawan setelah melakukan peninjauan langsung di lokasi, Minggu (7/9/2025).

Polres Bogor juga turut membantu dalam proses evakuasi, pengamanan, serta pelayanan kesehatan bagi korban tragedi tersebut. Wikha menambahkan bahwa posko kesehatan telah disiapkan untuk warga yang tidak membutuhkan perawatan di rumah sakit.

“Evakuasi korban, pengamanan TKP bangunan roboh, dan pendirian posko kesehatan untuk membantu korban. Kami juga telah mengerahkan personel polwan untuk melakukan trauma healing kepada masyarakat,” katanya.

Tim trauma healing ini, yang terdiri dari polwan, juga melakukan pengunjungan rumah ke rumah untuk membantu warga yang terdampak, termasuk ibu hamil, lansia, dan anak-anak. “Semua langkah darurat telah kami lakukan agar masyarakat bisa segera dirawat,” sambungnya.

Koordinasi dengan unsur Forkopimda Bogor terus dilakukan oleh AKBP Wikha untuk memastikan korban mendapatkan penanganan yang cepat, baik di lokasi maupun di rumah sakit rujukan. “Semoga para korban diberi kesembuhan, dan kita semua diberi kekuatan untuk menghadapi musibah ini,” tutupnya.

Bupati Bogor Rudy Susmanto mengungkapkan bahwa jumlah korban luka mencapai 84 orang dan ketiga korban jiwa. “Majesis ambruk tersebut menewaskan tiga orang dan melukai 84 orang, baik luka berat maupun ringan. Korban luka saat ini dirawat di beberapa rumah sakit di sekitar kabupaten dan kota Bogor,” kata Rudy setelah meninjau lokasi tragedi di Ciomas, Minggu (7/9).

Rudy menjelaskan bahwa insiden ini terjadi Minggu (7/9) pagi saat ratusan orang menghadiri peringatan Maulid Nabi. “Banyaknya jemaah yang hadir menyebabkan struktur bangunan tidak mampu menahan beban, hingga runtuh dan menimpa jemaah,” jelasnya.

“Pertama-tama kami mengucapkan duka cita yang sebesar-besarnya atas nama Pemkab Bogor karena musibah ini telah terjadi di Desa Sukamakmur, Kecamatan Ciomas,” ucap Rudy.

Data riset terbaru menunjukkan bahwa tragedi infrastruktur seperti ini sering terjadi akibat peningkatan densitas penduduk dan kualitas konstruksi yang memprihatinkan. Penanganan trauma secara cepat dan koordinasi antarlembaga menjadi kunci dalam mengurangi dampak psikologis pada korban.

Analisis unik dan simplifikasi: Tragedi Ciomas menjadi pembelajaran penting untuk meningkatkan standar keamanan bangunan. Komunitas harus lebih proaktif dalam memantau kondisi infrastruktur, sementara pemerintah perlu mempercepat regulasi terkait. Studi kasus menunjukkan bahwa trauma healing dan dukungan psikologis dapat mengurangi dampak jangka panjang pada korban.

Tragedi ini mengingatkan kita akan pentingnya kerjasama antara masyarakat dan pemerintah dalam mencegah bencana. Setiap langkah yang dilakukan, baik dalam penyediaan posko kesehatan atau trauma healing, menunjukkan betapa pentingnya adanya sistim tanggung jawab bersama. Marilah kita bersolidaritas dan tetap siap untuk berbuat positif dalam menghadapi masa sulit.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan