Polisi Tewus Membebaskan 11 Remaja yang Direncanakan Tawuran di Tangerang, 2 Golok Diserbu

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Di wilayah Batuceper, Kota Tangerang, tim polisi berhasil mengamankan 11 remaja yang diduga akan melibatkan diri dalam kejadian tawuran. Dalam aksi tersebut, dua senjata tajam berupa kelewang atau golok berhasil disita. Pelaku ini akan melakukan aksi kekerasan di Jalan Halim Perdana Kusuma pada Minggu dini hari, 7 September 2025. Operasi penangkapan dilakukan oleh Tim Opsnal Unit Reskrim yang dipimpin oleh Iptu Saepudin saat melakukan patroli pukul 04.15 WIB.

Selama patroli, petugas menemukan grupo remaja berkumpul di sekitar Musala Nurul Iman. Setelah dilakukan pengecekan lebih lanjut, terungkap dua bilah senjata tajam dan satu stik golf dalam kuasanya. Selain itu, polisi juga mengamankan empat sepeda motor dan enam handphone milik remaja tersebut. Usia pelaku berkisar antara 13 hingga 18 tahun, dan sebagian dari mereka masih berstatus pelajar, bahkan ada yang tidak sekolah.

Saat diinterogasi, remaja tersebut mengaku berniat melakukan tawuran dengan kelompok lain. Semua remaja dan barang bukti kemudian dibawa ke Mapolsek Batuceper. Polisi juga akan memanggil orang tua, ketua RT, dan pihak sekolah untuk memberikan keterangan lebih lanjut. “Kami akan melakukan pembinaan dan proses hukum sesuai aturan. Keterlibatan orang tua dan sekolah sangat penting agar anak-anak ini tidak kembali terjerumus ke dalam aksi kekerasan jalanan,” kata Kompol Gunawan.

Polisi juga mengingatkan kepada masyarakat untuk lebih memperhatikan anak-anak, terutama di malam hari, demi mencegah keterlibatan mereka dalam tindak kriminal. Jika ada indikasi gangguan ketertiban masyarakat atau tindak pidana, masyarakat dapat melaporkan ke call center 110.

Masalah tawuran dan kekerasan remaja bukan hanya terjadi di Kota Tangerang saja. Menurut data riset terbaru dari Lembaga Penelitian dan Pengembangan Nasional, kasus kekerasan remaja meningkat sekitar 30% dalam lima tahun terakhir. Hal ini menunjukkan kebutuhan yang mendesak untuk pengawasan lebih ketat dan pengembangan program pembinaan karakter bagi remaja.

Studi kasus lebih lanjut menunjukkan bahwa banyak remaja terlibat dalam aksi kekerasan karena faktor lingkungan, pengaruh teman, atau bahkan ketidakstabilan keluarga. Maka dari itu, peran keluarga, sekolah, dan masyarakat dalam mencegah terjadinya permasalahan ini tidak dapat ditinggalkan. Keberhasilan upaya pencegahan tergantung pada kerjasama semua pihak.

Masyarakat perlu sadar bahwa pengawasan anak bukan hanya tanggung jawab orang tua, tetapi juga tanggung jawab bersama. Dengan meningkatkan komunikasi dan perhatian, kita bisa mendidik generasi muda untuk lebih bijaksana. Mari kita berpartisipasi aktif dalam menciptakan lingkungan yang aman dan damai bagi semua.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan