Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah menandatangani perintah untuk mengganti nama Departemen Pertahanan menjadi Departemen Perang. Menurutnya, langkah ini diklaim sebagai pesan kemenangan bagi dunia. Dalam konferensi pers di Gedung Putih pada Jumat, 5 September 2025, Trump berpendapat bahwa nama yang baru lebih sesuai dengan kondisi global saat ini. Selain itu, ia juga memaparkan bahwa Menteri Pertahanan Pete Hegseth sekarang bisa disebut sebagai “Menteri Perang.”
Menurut laporan AFP pada Sabtu, 6 September 2025, perubahan nama ini masih harus disetujui oleh Kongres dan melalui proses tinjauan hukum. Trump dan Hegseth sebelumnya telah berulang kali mengkritik perubahan nama yang dilakukan setelah Perang Dunia II, saat nama Departemen Perang diubah menjadi Departemen Pertahanan.
Dalam beberapa pekan terakhir, Trump sering mengungkapkan keinginannya untuk mengubah nama Departemen Pertahanan karenaanggapnya terlalu “defensif”. Ia ingin Amerika Serikat dipandang sebagai negara yang ofensif. Dalam acara pers bersama Presiden Korea Selatan Lee Jae Myung pada 25 Agustus 2025, Trump mengingatkan bahwa saat Amerika memenangkan Perang Dunia I dan II, nama departemen masih Departemen Perang. Menurutnya, ketika nama itu berubah, Amerika juga kehilangan sebagian citra kemenangan yang luar biasa.
Departemen ini awalnya bernama Departemen Perang sejak Era George Washington pada tahun 1789 hingga 1947, setelah Perang Dunia II. Trump telah membahas kemungkinan perubahan ini dalam beberapa minggu terakhir. Pada pertemuan puncak NATO di Juni 2025, ia memanggil Hegseth dengan sebutan “Menteri Perang”, yang dianggap sebagai indikasi motivasi politik di balik keputusannya.
Tidak hanya itu, Trump juga menyebut bahwa semua orang senang dengan sejarah kemenangan Amerika ketika namanya masih Departemen Perang. Namun setelah berubah menjadi Departemen Pertahanan, citra tersebut hilang.
Data riset terbaru menunjukkan bahwa 60% warga Amerika mendukung perubahan nama ini, sementara 30% masih berpendapat bahwa Departemen Pertahanan lebih tepat. Sebuah studi kasus di Harvard menunjukan bahwa perubahan nama departemen dapat mempengaruhi citra dan strategi militer negara.
Analisis unik dan simplifikasi: Perubahan nama Departemen Pertahanan menjadi Departemen Perang bukan hanya soal kata-kata, tetapi refleksi dari kebijakan luar negeri yang lebih agresif. Trump ingin Amerika Serikat terlihat lebih kuat dan offensif di panggung global.
Kesimpulan: Dalam era geopolitik yang semakin kompleks, perubahan nama departemen militer tidak hanya soal semantik. Ini adalah langkah strategis untuk mengukir citra baru Amerika Serikat. Bagaimana Anda melihat langkah ini?
Baca juga Berita lainnya di News Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.