Orang Joging di Bundaran HI Menimbulkan Kemarahan Warga di Jalan Raya

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Sebuah rekaman video yang viral di platform media sosial menampilkan seorang pengemudi yang kecewa karena jalannya terhalangi oleh dua orang jogger di Jalan Teluk Betung, tepatnya menuju Bundaran HI di Jakarta Pusat. Video ini menjadi topik hangat di kalangan publik karena munculnya perdebatan mengenai status jalan tersebut, yang sebenarnya didesain khusus untuk sepeda.

Setelah diperiksa Thecuy.com pada Sabtu, 6 September 2025, terlihat jelas dua individu sedang menjalankan di atas jalur hijau yang di maksud. Pengemudi dalam video itu denger mengejek dan ahli klakson, menganggap jalur tersebut bukan untuk kegiatan jogging.

“Lo joging di atas, ini bukan tempat jalanan mau joging,” ungkap pengemudi tersebut ke arah dua jogger. Pada pukul 17.50 WIB hari yang sama, tim Thecuy.com mengunjungi lokasi yang sama dan menemukan jalanan padat dengan kendaraan bermotor yang melintas menuju Bundaran HI, sementara pejalan kaki menggunakan trotoar yang tersedia.

Rizal, salah satu pejalan kaki di kawasan tersebut, mengaku pernah melakukannya di lokasi tersebut tetapi hanya pada saat Car Free Day (CFD), saat jalan raya bebas kendaraan. “Aku kalau CFD di tengah sih larinya, kadang kalau hari biasa kayak gini di trotoar. Soalnya kan padat lalinya di jalanannya,” ujarnya saat ditemui di Jalan MH Thamrin.

Ia juga menyatakan belum pernah melihat bentrokan langsung antara pejalan kaki dan pengemudi di jalur yang sama. Menurutnya, jalur hijau itu sering dilalui kendaraan yang datang dari arah Grand Indonesia atau menara BCA. “Belum pernah lihat ya, karena kalau joging ya sudah fokus lari aja, nggak merhatiin misal ada ribut atau apa sih,” katanya. “Benar atau nggaknya kurang tahu ya, tapi memang biasanya mobil yang mau keluar dari GI atau menara BCA sini lewat situ sih, memang sering dilalui kendaraan di jalur itu.”

Data riset terbaru menunjukkan bahwa konflik antara pemakai jalan dan pejalan kaki semakin sering terjadi di kawasan metropolis seperti Jakarta. Hal ini disebabkan oleh permintaan ruang publik yang semakin tinggi. Sebagai solusi, beberapa kota sudah memulai proyek pembangunan infrastruktur yang lebih ramah pejalan kaki, seperti memperluas trotoar dan memisahkan jalur sepeda dari jalan berkendara.

Analisis Unik dan Simplifikasi: Masalah yang terjadi di Jalan Teluk Betung bukan hanya soal ketidaksadaran, tetapi juga perencanaan yang kurang tepat. Pemerintah dan masyarakat harus bekerjasama untuk membuat peraturan yang jelas tentang penggunaan jalan, sekaligus membangun fasilitas yang memadai.

Kesimpulan: Menjaga harmoni di jalan raya bukan tugas satu pihak saja. Kita semua harus memiliki kesadaran dan tanggung jawab untuk mengikuti aturan yang ada. Dengan demikian, kota kita akan lebih aman dan nyaman bagi semua pemakai jalan.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan