Muhadjir Kenang Arif Budimanta, Prana Penggerak Penanggulangan Kemiskinan Ekstrem

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Muhadjir Effendy, mantan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, menyampaikan penuh penghargaan terhadap peran Arif Budimanta sebagai pemikir yang berpengaruh bagi peradaban Indonesia. Menurutnya, ide-ide Arif telah menjadi landasan penting dalam pembentukan kebijakan politik di negara ini.

“Arif adalah seseorang yang bekerja dengan sungguh-sungguh, memiliki integritas yang tinggi, sederhana, serta memiliki semangat idealisme yang kuat. Pikiran-pikirannya telah sangat memengaruhi langkah-langkah organisasi politik, terutama PDI Perjuangan, dalam mengaplikasikan konsep ekonomi kerakyatan dan marhaenisme seperti yang dipopulerkan Ibu Megawati,” katanya saat di TPU Layur Rawamangun, Jakarta Timur, pada Sabtu (6 September 2025).

Muhadjir mengaku pernah bekerja oscillasi dengan Arif ketika masih menjabat sebagai Menko PMK. Arif dianggap sebagai otak utama dalam merencanakan program penanganan kemiskinan ekstrem serta upaya percepatan penanganan kasus stunting pada masa itu. “Dia merupakan otak yang merumuskan konsep penanganan kemiskinan ekstrem. Selain itu, percepatan penanganan stunting juga berada di bawah koordinasi Arif di tingkat presiden, sedangkan saya bertanggung jawab di tingkat menteri,” jelasnya.

“Oleh karena itu, kami bekerja sama dengan sangat baik, dan saya tahu dia adalah seseorang yang bekerja keras, memiliki integritas yang tinggi, sederhana, dan idealis,” tambahnya. Tidak hanya di pemerintahan, Arif juga diundang oleh Muhadjir untuk memimpin Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan PP Muhammadiyah. Menurut Muhadjir, latar belakang pendidikan Arif di Universitas Chicago dan Harvard membuatnya sangat layak untuk memegang posisi strategis di organisasi tersebut.

“Saya pikir bukan hanya saya atau Muhammadiyah saja yang kehilangan, tapi seluruh bangsa Indonesia yang merasakan kehilangan besar,” tutup Muhadjir.

Tidak lama setelah itu, Arif Budimanta, ahli ekonomi dan mantan Stafsus pada era Presiden Jokowi, wafat pada usia 57 tahun. PP Muhammadiyah telah mengkonfirmasi berita tentang perpisahan inilah. “Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyampaikan dukacita mendalam atas wafatnya Dr. Arif Budimanta, Ketua Majelis Ekonomi, Bisnis, dan Pariwisata PP Muhammadiyah,” tulisnya di akun Instagram @lensamu pada Sabtu (6 September). “Semoga almarhum diberikan kemurahan, diterima segala amal ibadahnya, serta ditempatkan di surga yang indah,” ditambahkan mereka.

Arif Budimanta dilemparkan sebagai tokoh yang memiliki pengaruh besar dalam pembangunan Indonesia, baik melalui perannya di pemerintahan maupun di organisasi masyarakat. Pengabdiannya dalam mengembangkan berbagai program sosial dan ekonomi akan selalu diingat. Seperti yang dikatakan oleh Muhadjir, kehilangan Arif bukan hanya meresahkan Muhammadiyah saja, tetapi juga seluruh warga bangsa yang memperoleh manfaat dari kesigapan dan dedikasinya.

Ketika menghadapi tantangan dalam pembangunan, penting untuk mengikuti jejak para pemikir dan pemicu perubahan seperti Arif Budimanta. Dengan integritas, kerja keras, dan semangat idealisme, setiap individu dapat menanam benih perubahan yang kuat. Hanya dengan berani dan berani berhadapan dengan tantangan, bangsa Indonesia bisa menuju masa depan yang lebih cerah.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan