Penanaman Raya di 10 Provinsi, Pasokan Beras Nasional Tersedia dengan Aman dan Terkontrol

Pemerintah telah mengonfirmasi bahwa suplai beras di seluruh negeri dalam kondisi yang stabil dan teratur, sekaligus menyambut datangnya musim panen besar di berbagai daerah. Badan Pusat Statistik (BPS) telah memastikan bahwa area panen dan volum produksi gabah kering giling (GKG) pada periode Agustus hingga Oktober 2025 mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Menurut hasil rilis data resmi dari BPS pada 1 September 2025, Deputi Bidang Statistik Produksi Pudji Ismartini menjelaskan bahwa produksi padi pada periode tersebut diperkirakan mencapai 15,80 juta ton GKG, naik sekitar 4,16% jika dibandingkan dengan tahun yang lalu. Jumlah total produksi padi dari Januari hingga Oktober 2025 diperkirakan mencapai 53,87 juta ton GKG, atau meningkat sekitar 12,17%.

Peningkatan produksi ini dikarenakan adanya kenaikan yang signifikan pada area panen yang dilakukan di 10 provinsi dan 10 kabupaten/kota dengan potensi produksi terbaik. Data BPS menunjukan bahwa panen raya ini terjadi di beberapa sentra utama produksi padi di Indonesia.

Total potensi area panen pada periode Agustus-Oktober 2025 tersebar di 10 provinsi besar, termasuk Pulau Jawa, terutama di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat, serta Banten. Selain itu, panen besar juga terjadi di Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Lampung, Aceh, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Barat, dan Kalimantan Selatan.

Beberapa kabupaten/kota dengan potensi panen terbaik pada September 2025 adalah Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (potensi produksi GKG mencapai 235,57 ribu ton), Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Selatan (potensi produksi GKG mencapai 97,94 ribu ton), dan Kabupaten Indramayu, Jawa Barat (potensi produksi GKG mencapai 113,46 ribu ton).

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menjelaskan bahwa kenaikan harga beras saat ini adalah fenomena aneh yang tidak disebabkan oleh kurangnya produksi. “Alhamdulillah, produksi beras kita aman. Ketahanan pangan kita tetap terjamin. Bahkan, kami mencatat surplus hingga 3,7 juta ton hingga Oktober ini, sesuai dengan data BPS. Ini adalah hasil kerja keras petani. Kenaikan harga ini anomali, dan kami akan memperbaikinya bersama,” kata Amran dalam keterangannya pada 4 September 2025.

Pemerintah, melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan Perum Bulog, akan terus mengaktifkan program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di seluruh wilayah Indonesia. “Dengan melimpahnya hasil panen, kami memastikan pasokan beras SPHP akan terus memasuki pasar. Kami akan menjamin beras dengan harga terjangkau tersedia di pasar tradisional, ritel modern, hingga warung-warung kecil. Tidak ada alasan bagi harga beras untuk naik, karena stok kita sangat aman,” kata mereka.

Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh berbagai isu yang tidak bertanggung jawab. “Kami menjamin ketersediaan stok, dan kami akan menindak tegas pihak-pihak yang sengaja menimbun atau melakukan spekulasi yang merugikan masyarakat,” ungkapnya.

Data terbaru menunjukkan bahwa produksi beras di Indonesia terus mengalami pertumbuhan yang signifikan, dengan berbagai daerah menjadi kontributor utama. Pemerintah juga terus berkomitmen untuk memastikan stabilitas harga beras agar masyarakat tidak terpengaruh oleh spekulasi atau ketidakpastian. Ini menunjukkan bahwa upaya pengendalian pangan di Indonesia terus berjalan dengan baik, dan masyarakat diharapkan untuk tetap percaya pada sistem yang ada.

Ketahanan pangan adalah dasar untuk stabilitas sosial dan ekonomi. Dengan adanya suplai beras yang mencukupi dan program-program pemerintah yang tepat sasaran, Indonesia memiliki dasar yang kuat untuk menghadapi tantangan masa depan. Marilah kita dukung petani dan sistem pangan yang ada, agar kami semua dapat menikmati pangan terbaik dengan harga yang terjangkau.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page