Kementerian Investasi/BKPM Permintaan Tambahan Dana Rp1,15 T untuk Tahun 2026

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengajukan permintaan tambahan anggaran sebesar Rp 1,15 triliun untuk tahun 2026. Permintaan ini disampaikan dalam Rapat Kerja bersama Komisi XII DPR RI yang berlangsung di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, pada Kamis tanggal 4 September 2025.

Menurut Sekretaris Kementerian Investasi dan Hilirisasi, Heldy Satrya Putera, angkatan dana yang telah ditetapkan hanya sebesar Rp 775,08 miliar. Angka tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan usulan awal kementerian yang mencapai Rp 1,93 triliun. Heldy menegaskan bahwa terdapat kekurangan anggaran sekitar Rp 1,15 triliun untuk memenuhi kebutuhan operasional kementerian.

Detailnya, anggaran yang telah dialokasikan terdiri dari Rp 439,74 miliar untuk belanja operasional (57%) dan Rp 335,34 miliar untuk belanja non-operasional (43%). Dana tambahan yang diminta akan digunakan untuk berbagai keperluan, seperti pengembangan sistem OSS, pelaksanaan program Subnational Business Ready (B-Ready), promosi investasi di bidang hilirisasi, serta advokasi terkait hasil perjanjian kerja sama internasional.

Selain itu, dana tambahan juga akan dipergunakan untuk optimalisasi layanan perizinan terpadu (PTSP), pengembangan investasi di kawasan ekonomi strategis, dan peningkatan kemampuan sumber daya manusia baik di pusat maupun daerah.

Menurut analisis terbaru, kebutuhan tambahan anggaran ini menunjukkan bahwa Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM memiliki rencana ambisius untuk memperluas dan memfasilitasi investasi both domestik dan internasional. Dengan pendanaan yang lebih memadai, diharapkan kementerian dapat merealisasikan program-program strategis yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di berbagai sektor.

Dengan dukungan anggaran yang lebih besar, Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM dapat mempercepat transformasi ekonomi melalui hilirisasi dan menarik investasi yang berdampak positif pada perekonomian nasional. Hal ini juga akan membantu pemerintah mencapai target pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan menciptakan lapangan kerja baru. Investasi strategis dalam système OSS dan program B-Ready akan membantu memastikan bahwa Indonesia tetap kompetitif di level global, sedangkan peningkatan SDM akan memastikan ketersediaan tenaga kerja yang berkualitas.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan