Indonesia dan Libya Perkuat Kerjasama dalam Bidang Budaya dan Pendidikan

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Kerja sama antara Indonesia dan Libya dalam bidang kebudayaan terwujud melalui pertemuan dua menteri yang bertanggung jawab di bidang tersebut. Kegiatan ini melibatkan Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, bersama dengan Menteri Kebudayaan dan Pengembangan Pengetahuan Libya, H.E. Mabroukah Toghi Oki Othman. Pertemuan ini diadakan selama konferensi budaya CHANDI 2025 di The Meru, Denpasar, Bali, pada Kamis (4/9). Dalam kesempatan itu, Fadli Zon menyatakan terima kasih atas kehadiran menteri dan delegasi Libya yang turut serta aktif dalam berbagai aktivitas CHANDI 2025 serta Ministerial Summit yang dilaksanakan hari sebelumnya.

Sebagaimana yang disampaikan Fadli Zon dalam keterangan tertulis pada Jumat (5/9/2025), pertemuan ini menjadi wadah untuk mendiskusikan berbagai prospek dan rencana kolaborasi antara dua negara. Fokus utama adalah memperluas pertukaran pengetahuan, pengalaman, serta kerjasama di bidang kebudayaan dan pendidikan. Menurut Fadli, budaya merupakan kekuatan yang dapat mempersatukan dan menjadi alat perdamaian yang sangat diperlukan dalam dunia saat ini.

Untuk memperkuat hubungan kebudayaan, keduanya juga membahas rencana penyusunan Nota Kesepahaman (MoU) di bidang kebudayaan. Dokumen ini dijadwalkan menjadi kerangka utama untuk kolaborasi dan sinergi dalam pengelolaan warisan budaya serta pertukaran kebudayaan. Selain itu, Fadli juga mengajak untuk melaksanakan berbagai aktivitas seperti pertukaran pelaku budaya, kunjungan kebudayaan, pameran, dan lain-lain.

Selain itu, kedua negara juga berencana menerbitkan guide book tentang warisan budaya keduanya. Buku ini akan disosialisasikan melalui mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh studi di Libya. Selain itu, juga dibahas tentang kerja sama penyediaan beasiswa oleh pemerintah Indonesia bagi mahasiswa Libya. Beasiswa ini ditujukan untuk pelajar Libya yang ingin mempelajari lebih dalam tentang seni, budaya, dan ekonomi kreatif di Indonesia.

Fadli Zon menyambut baik rencana beasiswa tersebut dan menjanjikan akan membahasnya lebih lanjut dengan beberapa pihak terkait, termasuk Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pendidikan Tinggi, dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI). Menanggapi sambutan hangat dari Indonesia, Mabroukah Toghi Oki Othman juga mengapresiasi kebudayaan Indonesia yang kaya dan terbuka terhadap berbagai industri kreatif.

Pertemuan ini menjadi tonggak penting dalam penguatan hubungan kebudayaan antara Indonesia dan Libya, serta menegaskan komitmen keduanya untuk menjadikan budaya sebagai jembatan persahabatan, perdamaian, dan kerja sama internasional. Menutup pertemuan, Mabroukah mengundang Fadli Zon untuk berkunjung ke Libya dan menyaksikan langsung warisan budaya serta situs bersejarah di sana. Selain itu, ia juga memberikan cenderamata berupa piringan dengan gambar warisan budaya Libya. Sebagai balasan, Menteri Fadli menyerahkan keris, senjata tradisional Indonesia yang diakui oleh UNESCO.

Beberapa tokoh penting juga hadir dalam pertemuan ini, seperti Direktur Kerja Sama Kementerian Kebudayaan Libya, Khalifa O. K. Elhamdi; Ambassador MoFA, Mohamed A. M. Zenati; serta Duta Besar Libya untuk Indonesia, Zakarya M. M. El-Moghrabi. Dari pihak Indonesia hadir Direktur Jenderal Diplomasi, Promosi, dan Kerja Sama Kebudayaan, Endah T. D. Retnoastuti; Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Antar Lembaga, Ismunandar; serta Direktur Diplomasi Kebudayaan, Raden Usman Effendy.

Secara global, kerja sama dalam bidang kebudayaan terus menunjukkan dampak positif dalam mempererat hubungan internasional. Budaya menjadi jembatan yang kuat untuk mengatasi perbedaan dan mendorong kolaborasi yang berkelanjutan. Dengan adanya kerja sama seperti ini, kedua negara dapat saling memanfaatkan kekayaan budaya masing-masing untuk membangun masa depan yang lebih harmonis dan produktif.

Dalam dunia yang semakin terhubung, penting untuk mengembangkan program-program yang memanfaatkan potensi kebudayaan. Contohnya, pembangunan guide book tentang warisan budaya dapat menjadi sarana edukasi bagi generasi muda. Selain itu, program beasiswa juga membantu dalam memperluas pencerahan dan pemahaman antara negara. Dengan demikian, kerja sama ini tidak hanya menguntungkan kedua negara, tetapi juga berdampak positif pada masyarakat global.

Setiap langkah kerja sama yang dibangun melalui budaya tidak hanya memperkuat hubungan diplomatik, tetapi juga memberikan manfaat nyata bagi masyarakat. Misalnya, pertukaran pelaku budaya dapat memperluas wawasan dan mempromosikan kreativitas. Sementara kunjungan kebudayaan akan memberikan pengalaman langsung yang berharga bagi para peserta. Semua ini menunjukkan bahwa investasi dalam bidang kebudayaan memiliki nilai yang tak ternilai bagi persatuan dan perdamaian dunia.

Di akhir pertemuan, kesan yang tersisih adalah pentingnya mendukung dan mengembangkan kolaborasi internasional dalam bidang kebudayaan. Melalui kerja sama ini, kedua negara dapat memanfaatkan kekayaan budaya mereka untuk meraih tujuan bersama. Budaya sebagai media komunikasi non-verbal dapat melampaui batas-batas geografis dan politik, serta melakukan transformasi positif dalam hubungan antarnegara. Dengan demikian, kerja sama seperti ini harus terus dikembangkan dan dioptimalkan untuk meraih manfaat yang lebih besar bagi masyarakat global.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan