Ekspansi Agresif, Saham Emiten Tower TOWR Belum Mampu Melambatkan

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Grup Djarum, melalui PT Dwimuria Investama Andalan dan PT Sapta Adhikari Investama, telah meningkatkan kepemilikan saham mereka di PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR). Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), persentase kepemilikan Grup Djarum melalui kedua perusahaan tersebut adalah 45,28% untuk Dwimuria Investama Andalan dan 19,95% untuk Sapta Adhikari Investama.

TOWR telah melaksanakan beberapa aksi korporasi dan menerima fasilitas kredit dalam beberapa bulan terakhir. Namun, kinerja teknikal saham ini tetap menunjukkan penurunan sepanjang tahun 2025, ditandai dengan net foreign sell yang terus terjadi.

Pada akhir Juli, TOWR mengumumkan penawaran hak membeli saham baru (rights issue) yang mencakup 8,08 miliar lembar saham baru, setara dengan 13,91% dari total saham yang ada. Setiap 619 saham yang dimiliki memberikan hak untuk membeli 100 saham baru dengan harga Rp 680 per lembar, menghasilkan dana sebesar Rp 5,5 triliun. Dwimuria Investama Andalan akan menjadi pembeli siaga untuk saham yang tidak diserap.

Dana yang diperoleh dari rights issue akan digunakan untuk investasi di Protelindo, anak usaha TOWR, untuk deleveraging dan ekspansi. TOWR berencana menginjeksi Protelindo sebesar Rp 7,4 triliun. Protelindo juga berhasil mendapatkan fasilitas kredit dari PT Bank ICBC Indonesia pada 9 Juli 2025, sebesar Rp 400 miliar dengan jangka waktu maksimal 12 bulan.

Pada 27 Agustus, Protelindo melalui PT Iforte Solusi Infotek dan PT Solusi Tunas Pratama Tbk memperpanjang perjanjian kredit dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, senilai Rp 1,5 triliun hingga 27 Agustus 2026. Terkini, TOWR melalui Protelindo dan Iforte menerima fasilitas kredit baru dari PT Bank CIMB Niaga Tbk sebesar Rp 1,5 triliun dengan jangka waktu 36 bulan.

Selain itu, Iforte juga melakukannya akuisisi saham PT Remala Abadi Tbk (DATA) pada 30 April 2025, dengan kepemilikan saham mencapai 40% atau 550 juta lembar. Akuisisi ini bertujuan untuk memperkuat bisnis konektivitas perusahaan dibandingkan dengan Fiber to the Home (FTTH).

Harga saham TOWR hari ini, Selasa (2/9), menguat 1,65% menjadi Rp 596 per lembar, dengan volume perdagangan sebesar 55,34 juta lembar dan nilai transaksi Rp 33,52 miliar. Meski demikian, tren penurunan harga saham masih terlihat baik dalam hitungan sepekan (-6,30%) dan sebulan terakhir (-9,16%). Namun, dalam jangka tiga bulan terakhir, saham TOWR mengalami peningkatan sebesar 2,59%.

Pada perdagangan Senin (1/9), TOWR mencatat net foreign sell sebesar Rp 6,64 miliar, menambah total net foreign sell sepanjang tahun 2025 menjadi Rp 542,36 miliar. Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, melihat potensi kenaikan saham TOWR dengan target Rp 630 (+2,44%) dan Rp 640 (+4,07%), bahkan hingga Rp 720 (+17,07%).

Analis Korea Investment and Sekuritas Indonesia (KISI), Muhamad Wafi, menyimpulkan bahwa saham TOWR masih bergerak sideways dengan kecenderungan menurun. Ia menyarankan investor menunggu konfirmasi rebound, terutama jika tren pembelian asing kembali muncul. Nilai wajar (FV) saham TOWR diperkirakan berada di level Rp 800 per lembar.

TOWR tetap bernilai positif karena model bisnis berbasis kontrak jangka panjang dengan operator, menjaga arus kas stabil. Aksi akuisisi dan pendanaan baru diperkirakan dapat menjadi katalis positif jika berhasil meningkatkan tenancy ratio.

Meskipun kinerja teknikal saham TOWR saat ini masih fluktuatif, potensi pertumbuhan yang ada melalui aksi korporasi dan strategi finansial akan menjadi katalis utama untuk kinerja yang lebih baik di masa depan. Investasi dalam infrastruktur teknologi dan perkuatan aset melalui akuisisi menandakan langkah strategis yang akan memberikan dampak positif jangka panjang.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan