Duga-Duga Perusak Fasilitas Polres dan Polsek di Jakarta Timur Terperangkap

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Keamanan di Jakarta Timur mengalami gangguan serius setelah massa melakukan aksi anarkis terhadap beberapa kantor polisi. Polres Metro Jakarta Timur berhasil menangkap empat terduga pelaku, yang berasal dari Polsek Jatinegara (dua orang), Polsek Cipayung (satu orang), dan satu lagi dari Polres Metro Jaktim sendiri. Informasi ini disampaikan oleh Kasat Reskrim AKBP Dicky Fertoffan, yang juga menambahkan bahwa penyelidikan sedang berlangsung untuk mengungkap peran lain yang terlibat.

Dicky Fertoffan menyoroti bahwa pihaknya masih dalam tahap mengejar kelompok lainnya, sehingga detail peran yang lebih luas belum dapat diakhiri. Aksi ini terjadi sebagai dampak dari unjuk rasa yang terjadi pekan lalu.

Sebelumnya, ratusan orang menyerbu Markas Polres Metro Jakarta Timur, menyebabkan banyak kendaraan di depan gedung terbakar, termasuk mobil dan sepeda motor. Massa datang secara massal dan melempar batu serta benda keras ke gedung polisi. Situasi menjadi semakin panas ketika mereka melemparkan bom molotov ke dalam area kantor polisi.

Selain Polres Metro Jaktim, lima polsek lainnya di Jakarta Timur juga menjadi target serangan massa, yaitu Polsek Matraman, Makasar, Ciracas, Jatinegara, dan Cipayung. Aksi ini merupakan lanjutan dari unjuk rasa yang dimulai pada Senin (25/8) di Gedung DPR RI, dimana massa menuntut pembubaran parlemen dan mengecam kebijakan yang dianggap merugikan rakyat.

Massa terdiri dari berbagai kalangan, seperti buruh, pekerja kantoran, pelajar, dan mahasiswa, yang meramaikan gedung DPR RI dan sejumlah titik di Jakarta. Aksi ini berakhir dengan kerusuhan setelah polisi menggunakan gas air mata untuk membubarkan mereka. Massa kemudian bertebaran ke berbagai jalan di Jakarta.

Aksi berikutnya terjadi pada Kamis (28/8) di Gedung DPR RI, dimana ribuan buruh menggelar unjuk rasa sejak pagi hingga siang. Namun, sore harinya kerusuhan pecah di Pejompongan dan Jalan Asia Afrika. Insiden ini juga bersamaan dengan kematian Affan Kurniawan (21), seorang pengemudi ojek online yang dilindas kendaraan taktis Brimob di kawasan Pejompongan.

Kerusuhan meluas ke beberapa titik di Jakarta, dengan massa merusak fasilitas umum seperti pos polisi, rambu lalu lintas, dan pembatas jalan. Kendaraan di sekitar gedung juga menjadi target pembakaran.

Dari situasi ini, terlihat bahwa aksi massa memiliki dampak serius terhadap keamanan dan stabilitas di ibu kota. Penting bagi pihak berwajib untuk meningkatkan koordinasi dan tanggapan terhadap unjuk rasa agar tidak mengarah pada kerusakan lebih lanjut. Peningkatan dialog dan kesempatan bagi masyarakat untuk mengekspresikan aspirasi mereka secara damai juga menjadi langkah penting untuk mencegah insiden serupa di masa depan.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan