Pada hari Rabu (06/09), Presiden Cina Xi Jinping berdiri di antara pemimpin Rusia Vladimir Putin dan Kim Jong Un dari Korea Utara dalam sebuah parade militer besar yang diadakan di Beijing. Acara peringatan ini dimaksudkan untuk merayakan 80 tahun sejak akhir Perang Dunia II. Xi Jinping mengambil kesempatan untuk mengingatkan dunia bahwa masa sekarang menghadapi pilihan antara “perdamaian atau perang”. Kebanyakan pemimpin Barat memboykot acara ini, terutama karena Perang Ukraina dan ambisi nuklir Kim Jong Un yang menimbulkan kecemasan.
Parade yang berlangsung selama 70 menit ini menampilkan berbagai peralatan militer canggih, termasuk rudal hipersonik, drone bawah air, dan robot tempur. Ribuan pasukan berbaris di depan para pemimpin dunia, sementara ribuan burung perdamaian dilepaskan sebagai penutup acara. Xi Jinping, yang mengenakan pakaian tradisional gaya Mao Zedong, sebelumnya telah menyambut lebih dari 25 pemimpin dunia, termasuk Prabowo Subianto dari Indonesia.
Selain Putrin dan Kim Jong Un, Xi juga berbincang-bincang dengan para pemimpin tersebut. Pemimpin Korea Utara menyatakan dukungan untuk Rusia dalam perang Ucrania. Dalam sebuah unggahan di Truth Social, mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyampaikan pesan kepada Xi, Putrin, dan Kim, menyebut mereka sebagai musuh Amerika Serikat. Kremlin menanggapi bahwa pernyataan Trump hanya memainkan humor dan bukan serius.
Xi Jinping mengungkapkan visinya tentang tatanan dunia baru, menyerukan persatuan melawan hegemoni dan politik kekuasaan, yang dikaitkan dengan Amerika Serikat. Para analis mengamati apakah Xi, Putin, dan Kim akan memperkuat kerja sama militer mereka. Kim Jong Un juga berjabat tangan dengan pemimpin Korea Selatan sebelum parade.
Para tamu penting yang hadir termasuk Presiden Iran, Azerbaijan, Armenia, Zimbabwe, dan Kuba, sementara sebagian besar pemimpin Eropa tidak hadir. Perdana Menteri India, Narendra Modi, mengungkapkan kesan positif dari pertemuan dengan Xi dan Putin. Sedangkan beberapa negara mengirim perwakilan, seperti Serbia dan Slowakia.
Parade militer ini menjadi ajang bagi Xi Jinping untuk memamerkan kekuatan militer dan diplomatik Cina. Dia menekankan pentingnya perdamaian global dan menentang kebijakan unilateralis Amerika Serikat. Kemunculan bersama Xi, Putin, dan Kim juga menggambarkan potensi aliansi baru yang bisa memengaruhi stabilitas di Asia-Pasifik.
Dalam kesempatan ini, Xi Jinping berharap dunia dapat menghindari konflik dan bekerja sama untuk mendukung perdamaian. Perpaduan global dan dialog antara negara-negara adalah kunci untuk menghindari perang dan memastikan stabilitas dunia. Semua pihak diharapkan dapat bekerja sama untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi umat manusia.
Baca juga Berita lainnya di News Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.