Seorang dokter umum dari Bandung Barat, dr Mariska Haris, mengungkapkan pengalaman menangani pasien wanita berusia 21 tahun yang didiagnosis dengan gastritis erosif. Hal ini disebabkan oleh kebiasaan pasien yang sering mengonsumsi seblak dengan jumlah yang berlebihan.
Pasien tersebut awalnya merasakan gejala seperti demam, batuk, mual, dan muntah. Selain itu, ia juga mengalami sakit perut dan penurunan nafsu makan dalam waktu satu pekan terakhir. Sebelum mencari bantuan dr Mariska, pasien bahkan tidak bisa bangun dari tempat tidur karena merasa sangat lemas.
“Saya sudah pergi ke bidan di kampung sebelumnya, tetapi tidak sembuh karena tidak makan. Satu hari sebelum berkonsultasi kepadaku, dia bahkan tidak bisa bangun karena lemah, tidak makan sama sekali. Keluarganya bilang, dia biasanya jarang makan meskipun sehat,” kata dr Mariska saat dihubungi Thecuy.com, Kamis (4/8/2025).
Setelah pengecekan lebih lanjut, terungkap bahwa pasien memiliki kebiasaan membeli seblak setiap hari, bahkan hingga dua kali sehari.
“(Makan seblak) setiap hari,” ungkap pasien dalam video tersebut.
“Berapa kali sehari?” tanya dr Mariska kepada pasien.
“Dua kali sehari,” jawab pasien.
Untuk makanan pokok seperti nasi, pasien hanya mengonsumsinya sekali sehari. Kadang-kadang, ia bahkan tidak memakannya sama sekali. Kondisi ini menurut dr Mariska menyebabkan pasien mengalami gastritis erosif, yaitu peradangan pada lambung.
Menurut Cleveland Clinic, gastritis adalah peradangan pada lapisan pelindung lambung yang disebut mukosa. Lapisan ini berperan melindungi lambung dari asam, enzim, dan mikroorganisme yang masuk setiap hari. Gastritis erosif terjadi ketika penyebab gastritis merusak lapisan pelindung tersebut hingga menyebabkan luka (ulkus). Pemicu utama termasuk asam lambung, empedu, alkohol, atau obat-obatan tertentu.
“Alhamdulilah, pasien diawasi di tempat saya selama 14 jam. Saat ini sudah sehat, bisa makan, dan sudah pulang,” ucap dr Mariska saat dihubungi Thecuy.com, Kamis (4/8/2025).
Dr Mariska menegaskan bahwa risiko seblak umumnya berasal dari bahan olahan beku, termasuk kerupuk. Oleh karena itu, ia menyarankan mengganti topping seblak dengan bahan yang lebih segar, seperti udang, seafood, atau sayuran. Ia juga mengingatkan agar penggunaan sambal tidak berlebihan.
Penyakit ini juga tidak boleh dikonsumsi dalam jumlah berlebihan dan porsinya harus dibatasi. Ia juga menekankan pentingnya memenuhi kebutuhan nutrisi dan gizi seimbang setiap hari.
“Paling seblak boleh sekali atau dua kali dalam seminggu saja, dan pastikan nasi tetap menjadi makanan utama,” tutupnya.
Kebiasaan makan tidak sehat dapat menyebabkan masalah serius pada kesehatan. Bagi yang menyukai seblak, penting untuk memastikan konsumsi sehat dan berimbang. Hindari konsumsi berlebihan dan pilih bahan-bahan yang lebih baik untuk menunjang kesehatan lambung.
Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.