Petugas Korea Utara Mengawal Jaga Kursi Kim Jong-un Setelah Pertemuan dengan Putin

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Dalam waktu yang tidak lama, para pejabat dari Korea Utara terlihat sibuk membersihkan kursi yang baru saja dipakai oleh Kim Jong-un. Sebelumnya, Kim Jong-un telah mengadakan pertemuan dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, di dalam salah satu ruangan konferensi di Beijing, China.

Keduanya berhadir di China untuk menonton parade militer besar-besar yang diadakan untuk memperingati 80 tahun kemenangan China dalam Perang China-Jepang yang berakhir pada tahun 1945.

Menurut laporan Daily Telegraph, setelah pertemuan tersebut selesai, dua pejabat Korea Utara langsung membersihkan semua jejak yang mungkin dibiarkan oleh Kim Jong-un. Terlihat bahwa kursinya dibersihkan dengan teliti, bahkan meja di sebelahnya pun ikut dibersihkan.

Seseorang staf kemudian mengambil gelas yang pernah digunakan Kim Jong-un, dan diduga gelas tersebut akan dibawa kembali ke Korea Utara. Semua permukaan yang pernah disentuh oleh Kim juga dilap dengan cermat.

Salah satu jurnalis Rusia yang merekam momen tersebut kemudian mengunggah videonya ke platform media sosial Telegram dan menjelaskan apa yang terjadi.

“Berikut peristiwa setelah pertemuan: staf yang memanduinya dengan hati-hati menghapus semua jejak yang menunjukkan keberadaan Kim Jong-un. Mereka mengambil kembali gelas yang pernah dipakai, menyapu kain pelapis kursi, dan membersihkan bagian furnitur yang pernah disentuh,” ujaran Alexander Yunashev.

Terdapat dugaan bahwa beberapa pemimpin dunia yang sangat waspada terhadap potensi ancaman dari musuh, karena khawatir DNA mereka akan digunakan untuk mengungkap kondisi kesehatan atau bahkan untuk rencana pembunuhan.

Kim Jong-un tiba di Beijing dari Korea Utara menggunakan kereta khusus. Dilaporkan, kereta tersebut dilengkapi dengan toilet khusus yang dirancang khusus untuk mencegah pemeriksaan DNA.

“Kondisi fisik pemimpin tertinggi sangat penting bagi kekuatan rezim Korea Utara. Mereka berusaha sekuat tenaga menyembunyikan semua informasi terkait, termasuk rambut dan kotoran,” demikian kata seorang pejabat intelijen dari Korea Selatan.

Saat ini, ada penelitian baru yang menunjukkan bahwa praktik-praktik seperti ini tidak hanya terjadi di Korea Utara, tetapi juga di beberapa negara lain yang mengutamakan kerahasiaan Estado terhadap pemimpinnya. Beberapa negara bahkan mengembangkan teknologi canggih untuk memonitor dan melindungi DNA pemimpin dari potensi ancaman. Studi ini juga menunjukkan bahwa kebiasaan seperti membersihkan jejak fisik dapat berdampak pada stabilitas politik internal suatu negara.

Dalam kasus Kim Jong-un, kebiasaan ini tidak hanya berhubungan dengan keamanan, tetapi juga dengan keyakinan bahwa pemimpin harus terlihat sempurna dalam mata publik, bahkan dalam hal-hal yang sangat rinci.

Dengan demikian, penting untuk mengingat bahwa kebiasaan seperti ini tidak hanya menjadi bagian dari protokol keamanan, tetapi juga refleksi budaya dan sistem kepemimpinan yang ada di sebuah negara. Keberhasilan dalam mempertahankan kerahasiaan ini dapat menentukan kestabilan rezim, sementara kegagalan bisa membawa dampak yang berbahaya.

Pertanyaan yang mengganggu adalah, seiring perkembangan teknologi pemantauan, apakah praktik seperti ini masih efektif? Dan bagaimana para pemimpin dunia akan menanggapi tantangan baru dalam era informasi yang terus berkembang?

Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Tinggalkan Balasan