Indeks Kecanggihan Manufaktur Indonesia Meraih Peringkat 13 Global dengan Nilai Rp 4,3 Kuadriliun

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Indonesia meraih prestasi signifikan dalam sektor manufaktur secara global sepanjang tahun 2024. Laporan terbaru dari Bank Dunia menunjukkan bahwa nilai Manufacturing Value Added (MVA) negara ini telah mencapai US$ 265,07 miliar, atau sekitar Rp 4.349 triliun (dengan kurs Rp 16.400 per dolar). Angka ini menempatkan Indonesia di peringkat ke-13 dunia, jauh di atas rata-rata MVA global yang hanya mencapai US$ 78,73 miliar. Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, mengungkapkan bahwa prestasi ini mengukuhkan daya saing industri manufaktur Indonesia.

Dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, pada Rabu (3 September 2025), Agus menyerahkan data terkini dari Global Manufacturing Value Added (MVA) tahun 2024 yang dirilis Bank Dunia. Menurutnya, nilai MVA Indonesia sebesar US$ 265,07 miliar jauh melebihi rata-rata MVA dunia yang hanya US$ 78,73 miliar.

Sektor manufaktur di Indonesia memiliki struktur yang kuat, melintasi berbagai tahap dari produksi hulu hingga hilir. Hal ini berkontribusi besar pada peningkatan nilai tambah, yang memberikan dampak positif pada perekonomian nasional. Di kawasan Asia Tenggara, Indonesia menempati posisi pertama, dengan Thailand berada di urutan kedua. Agus menjelaskan bahwa nilai MVA Thailand hanya setengah dari nilai yang dicatat oleh Indonesia.

Meskipun masih berada di bawah China, Jepang, India, dan Korea Selatan dalam konteks Asia, Agus optimis bahwa dengan kebijakan yang tepat, Indonesia bisa menyusul negara-negara tersebut dalam waktu lima hingga sepuluh tahun ke depan. Dengan implementasi kebijakan yang tepat, industri manufaktur Indonesia diharapkan bisa menjadi salah satu kolom tunggal perekonomian.

Indonesia telah menunjukkan potensi besar dalam povećaran daya saing industri manufaktur. Dengan struktur industri yang kuat dan kebijakan yang tepat, negara ini tidak hanya dapat bersaing di tingkat regional, tetapi juga global. Pertumbuhan ini tidak hanya mengukuh posisi Indonesia sebagai pemain utama di Asia Tenggara, tetapi juga membuka peluang untuk meraih prestasi yang lebih tinggi di level internasional. Marilah kita dukung dan kembangkan industri lokal agar terus berkembang dan berdaya saing di era globalisasi.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan