Deteksi Dini Radikalisme: BNPT Dorong Aparat Bertindak Lebih Cerdas

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

BNPT meminta pelaku pemerintahan untuk tetap waspada terhadap ancaman terorisme, meskipun kondisi keamanan kini terlihat tenang. Mereka diharapkan dapat melakukan deteksi dini untuk mencegah penyebaran ideologi radikal yang berpotensi mewujudkan aksi kejahatan.

Dalam pernyataan tertulis pada Kamis (4/9/2025), Brigjen Pol. Wawan Ridwan, Direktur Pembinaan Kemampuan BNPT, menekankan pentingnya waspada dari seluruh pihak terkait. Ia mendorong mereka untuk mendeteksi dini tanda-tanda penyebaran paham radikal di wilayah masing-masing.

Pernyataan ini disampaikan selama kegiatan Koordinasi Penguatan Interoperabilitas Aparatur Pemerintah di Kota Malang, yang berlangsung pada 2-3 September 2025. Wawan memandang masa tanpa serangan teror selama tiga tahun di Indonesia seperti gunung es, di mana bagian permukaannya saja yang terlihat, sementara di bawahnya proses lainnya seperti propaganda, rekrutmen, dan pendanaan tetap berlangsung, terutama melalui media sosial.

Ia menegaskan bahwa pencegahan terorisme bukan tugas satu institusi saja, melainkan tanggung jawab bersama seluruh elemen pemerintahan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2018.

Yudi Zulfahri, mantan ASN yang pernah terjerat jaringan terorisme, menyambut baik materi kegiatan yang disampaikan. Menurutnya, materi tersebut membantu meningkatkan kapasitas aparatur dan melindungi birokrasi dari infiltrasi radikalisme. “Jika aparatnya paham maka bisa melaksanakan program-program pencegahan dan juga pencegahan radikalisme di dalam tubuh pemerintahan itu sendiri,” ujarnya.

Data riset terbaru menunjukkan bahwa penggunaan media sosial dalam penyebaran ideologi radikal terus meningkat, dengan peningkatan 20% dalam kasus rekrutmen online yang terdeteksi pada tahun 2025. Studi kasus menunjukkan bahwa deteksi dini dan kolaborasi antarlembaga berhasil menghambat beberapa rencana aksi teror yang direncanakan melalui platform digital.

Meskipun kondisi keamanan sekarang terlihat stabil, ancaman terorisme tetap ada. Kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan teknologi deteksi modern menjadi kunci dalam mencegah terjadinya kegiatan radikalisme. Buku panduan praktis untuk deteksi dini telah dipublikasikan oleh BNPT, memberikan langkah-langkah konkret bagi aparatur dalam mengidentifikasi dan mencegah penyebaran paham radikal.

Infografis terkini dari BNPT menampilkan tanda-tanda awal yang perlu diperhatikan, seperti perubahan perilaku yang tiba-tiba, aktivitas online yang mencurigakan, atau kelompok yang isolasi diri dari masyarakat. Aparatur dianjurkan untuk melakukan pelatihan teratur dan berkolaborasi dengan komunitas lokal untuk meningkatkan kesadaran.

Masyarakat juga dapat berperan aktif dalam pencegahan radikalisme dengan melaporkan aktivitas yang mencurigakan kepada pihak berwenang. Sebuah survei terkini menunjukkan bahwa 70% warga siap melaporkan aktivitas yang diduga terlibat dalam radikalisme, namun masih banyak yang belum mengetahui cara melakukannya. Infomasi tentang saluran pelaporan telah disebarkan melalui kampanye nasional.

Pemahaman dan kolaborasi antara semua pihak adalah kunci untuk menjaga keamanan. Tidak hanya aparatur, tetapi juga masyarakat perlu staysadarkan akan pentingnya deteksi dini dan tindakan preventif. Dengan demikian, Indonesia dapat terus menikmati keamanan tanpa terganggu oleh ancaman terorisme.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan