Santri Depok Darurat ke Rumah Sakit Akibat Penyakit Muntah Diare

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Di Depok, ribuan santri dari sebuah pesantren mengalami gejala muntah dan diare, yang menyebabkan mereka harus dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara Brimob. Beberapa di antaranya harus dirawat intensif. Kejadian ini terjadi pada tanggal 1 September 2025, ketika tim medis rumah sakit menerima laporan dari Pesantren Baitul Quran mengenai santri yang menderita pusing, lemas, mual, dan muntah secara berulang.

Akbp Arinando Pratama, Kepala RS Bhayangkara Brimob, menuturkan bahwa pada hari Senin, 1 September, sebanyak 57 santri sudah diterima untuk perawatan. Dari jumlah tersebut, 31 yang kondisinya lebih serius memerlukan perawatan di ruang rawat inap. Sementara sisa 26 santri dapat pulang setelah mendapat perawatan awal. Hingga saat ini, total santri yang telah menerima perawatan di rumah sakit ini mencapai 72 orang.

Dari total 72 santri, 42 di antaranya masih dalam perawatan intensif karena gejala dehidrasi. Namun, ada baiknya, 10 di antaranya sudah kesembuhan dan dapat pulang. Saat ini, masih ada 32 santri yang terus diperiksa dan dirawat oleh tim medis. RS Bhayangkara Brimob bekerja sama dengan Puskesmas Tugu dan Dinas Kesehatan Depok untuk mengatasi kasus ini. Tim surveilans telah dikirimkan untuk mengetahui penyebab gejala yang dialami oleh para santri. Sementara itu, sampel muntahan mereka diambil untuk uji lebih lanjut. Diharapkan, gejala yang dialami para santri akan segera membaik dan secepatnya kembali ke pondek pesantren mereka.

Selain itu, penanganan berkelanjutan dilakukan oleh tim medis dengan memberikan cairan dan pengobatan dari dokter spesialis anak. Semua upaya dilakukan untuk memastikan para santri segera pulih dan dapat kembali melanjutkan kegiatan sehari-hari mereka di pesantren.

Ada beberapa kemungkinan yang dapat disimpulkan dari kasus ini. Pertama, penyebab gejala yang dialami para santri kemungkinan terkait dengan pangan atau air yang terkontaminasi. Hal ini perlu segera diketahui untuk mencegah penyebaran lebih lanjut. Kedua, pentingnya penanganan cepat dalam kasus dehidrasi, terutama pada anak-anak yang kondisinya bisa memprihatinkan. Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa kolaborasi antara lembaga kesehatan dan instansi pemerintah sangat krusial dalam menangani masalah kesehatan masyarakat. Selamatkan diri dan jaga kesehatanmu, karena kesehatan adalah aset terbesar kita.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan