Di era digital ini, berita tentang kerusuhan, penjarahan, hingga kematian yang sering muncul di media sosial sudah menjadi hal yang umum. Informasi negatif seperti ini dapat memicu rasa tidak nyaman pada penerimanya. Ketika seseorang terus-menerus memonsumsi berita-buruk tersebut, kemungkinan besar mereka akan mengalami gangguan anxiety atau ketakutan berlebihan.
Untuk mengurangi risiko kesulitan ini, ahli kedokteran jiwa dr. Lahargo Kembaren, SpKJ, memberikan beberapa saran praktis. Salah satunya adalah memberikan jeda penggunaan media sosial.
Dr. Lahargo menjelaskan bahwa penting bagi seseorang untuk menyadari ketika mereka mulai terlalu sering membuka media sosial atau melakukan doom scrolling. “Perhatikan kapan Anda melakukannya, apakah di malam hari sebelum tidur atau saat merasa bosan. Lalu, identifikasi jenis konten yang memicu emosi Anda, seperti berita politik, gosip selebriti, atau informasi bencana,” kata dr. Lahargo kepada Thecuy.com, Rabu (3/9/2025).
“Ingatlah, kesadaran tentang kebiasaan ini adalah langkah awal untuk menanggulanginya,” tambahnya.
Selain itu, dr. Lahargo juga menyarankan untuk mengatur “pasar digital” sendiri. “Atur waktu penggunaan media sosial dengan menggunakan timer, misalnya hanya 15 hingga 20 menit per sesi. Gunakan fitur mute, unfollow, atau block terhadap akun yang memicu emosi negatif,” katanya. “Buat akun yang Anda follow menjadi lebih positif dengan mengikuti akun-akun edukatif, inspiratif, atau yang bisa menjadikan hari Anda lebih senyum,” lanjut dr. Lahargo.
Satu strategi lain yang diusulkan adalah “cek faktanya dulu, reaksi belakangan.” Dr. Lahargo menegaskan bahwa reaksi terburu-buru terhadap konten online dapat merugikan kesehatan mental. “Jangan langsung tertarik pada judul yang menarik tetapi tidak bermakna. Baca dengan hati-hati dan periksa sumbernya. Tunggu 10 detik sebelum memberi komentar dan hindari emosi yang mendominasi,” katanya.
“Ingat, tidak semua yang viral adalah benar, dan tidak semua yang benar harus Anda kommentari,” tambahnya dengan tegas.
Meskipun sulit, dr. Lahargo mengusulkan untuk membuat jeda fisik dari ponsel. “Tempatkan ponsel Anda jauh dari tempat tidur atau meja makan. Ketika ada keinginan untuk membuka media sosial, berdiri, minum air, atau lakukan peregangan singkat. Ganti kebiasaan scrolling di malam hari dengan membaca buku ringan atau mendengarkan musik yang menyenangkan,” katanya.
Selain itu, dr. Lahargo juga menegaskan bahwa setiap orang memiliki pilihan untuk melihat apapun yang ada di dunia maya. “Cari berita baik, bukan hanya berita negatif. Lakukan praktik rasa syukur harian dengan mencatat tiga hal kecil yang menyenangkan setiap hari,” katanya. “Lakukan aktivitas offline yang membuat hati senang, seperti berbicara dengan teman, berkebun, atau jalan santai,” tambahnya.
Menurut dr. Lahargo, platform digital dirancang untuk membuat seseorang betah di dalamnya. Namun, penggunaan terus-menerus dapat merugikan kesehatan mental. “Jangan biarkan algoritma mengontrol Anda. Kamu yang harus mengendalikan apa yang Anda konsumsi,” katanya.
Data Riset Terbaru
Menurut sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Journal of Social and Clinical Psychology tahun 2023, penggunaan media sosial yang berlebihan dapat meningkatkan risiko depresi dan kecemasan sebesar 28%. Studi ini juga menunjukkan bahwa orang yang aktif menggunakan media sosial lebih cenderung mengalami gangguan tidur dan stres kronis.
Analisis Unik dan Simplifikasi
Ketika kita terlalu sering mengkonsumsi berita negatif, otak kita dapat merespons dengan merilis hormon stres seperti kortisol. Hal ini membuat tubuh kita berada dalam keadaan siaga terus-menerus, yang pada gilirannya dapat mengganggu fungsi kognitif dan emosi kita. Dengan mengatur waktu penggunaan media sosial dan memilih konten yang positif, kita dapat mengurangi dampak negatif ini.
Kesimpulan
Kesehatan mental adalah aset yang berharga, dan kita harus berusaha melindunginya. Dengan mengikuti saran ahli, kita dapat mengurangi stres dan ketakutan yang timbul dari penggunaan media sosial berlebihan. Mulailah dari sekarang, buat langkah kecil untuk memanfaatkan teknologi dengan bijak dan jaga keseimbangan antara dunia maya dengan kehidupan nyata.
Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.